Cetak 83,7% dari Target, Realisasi Penerimaan Turun Tajam, Menkeu: Inilah Dampak dari Covid...
Thepresidentpost.id - Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah hingga akhir November tercatat sebesar Rp1.423 Triliun atau 83,7% dari target APBN sesuai Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2020.
“Kalau dibandingkan dengan Undang - undang APBN yang tadinya ditargetkan Rp 2.233 triliun, ini penurunan yang tajam. Kita akan terus menjaga dan mempertahankan agar negatifnya tidak semakin dalam,” ungkap Sri Mulyani dalam keterangannya seperti dikutip redaksi Thepresidentpost.id pada Selasa pagi (22/12).
Kemudian, bila dibandingkan dengan pendapatan pada November tahun lalu sebesar Rp1.676 triliun, pendapatan hingga November tahun ini yanh sebesar Rp1.423 triliun juga mengalami penurunan 15,1 persen.
"Meskipun yang kita kumpulkan sekarang adalah 83,7 persen, ini lebih tinggi kalau dibandingkan dengan porsi penerimaan tahun lalu yang 77,4 persen," jelasnya.
Selain itu, Sri Mulyani juga menyampaikan rincian capaian dari sisi penerimaan perpajakan. Menurutnya penerimaan ini ditopang dari Pajak Non Migas yaitu Pajak Penghasilan (PPh) Non Migas, Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
"Kontraksi dari Pajak Non Migas ini jauh lebih baik daripada PPh Migas," ungkapnya.
Dijelaskannya, untuk PPh Non Migas tercatat telah merealisasikan Rp492,6 triliun, PPN tercatat terealisasi sebesar Rp378,8 Triliun.
"PBB relatif lebih kecil yaitu terealisasi Rp19,1 triliun," ujar Sri Mulyani.
Selanjutnya, penerimaan perpajakan dari sisi kepabeanan dan cukai sampai dengan akhir November telah terealisasi sebesar Rp183,5 triliun atau 89,21% dari target APBN berdasarkan Perpres 72/2020.
"Hal ini menunjukkan penerimaan dari sektor ini mengalami pertumbuhan yang positif," jelasnya.
Perlu diketahui, pendapatan yang berasal dari pajak internasional karena kegiatan ekspor impor mengalami kontraksi, kegiatan aktivitas perdagangan juga sudah mulai meningkat.
"Pertumbuhan yang positif ini juga didukung oleh cukai hasil tembakau," ungkapnya.
Selain itu, Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) mengalami turbulensi. Dimana pada bulan November tercatat realisasi PNBP sebesar Rp304,9 triliun.
Bila dibandingkan tahun lalu, PNBP pada November sebesar Rp 362,7 triliun. Dengan begitu angka November tahun ini terkontraksi 15 ,9 persen.
"Ini lah dampak dari Covid terhadap penerimaan negara terutama di bidang pajak dan PNBP, memang mengalami pelemahan drastis," pungkasnya.
Baca Juga
- President Jokowi Reaffirms Commitment to Farmers’ Welfare
- Bapanas Head Ensures Availability of Rice Stock Ahead of Ramadan
- The 7th Abu Dhabi Dialogue in Dubai: Commitment to Enhance Migrant Worker Welfare and Gender Equality
- Rice Stock at Cipinang Central Market Sufficient: President Jokowi
- Investment in Manufacturing Industry Shows Upward Trend in Past Decade: Industry Minister
Komentar