Beberapa Sentimen yang Mungkin Mempengaruhi Pergerakan IHSG pada Pekan ke 2 Oktober 2020. Berikut Prediksi Pengamat Saham dan Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee
Thepresidentpost.id - Jakarta - Pasar keuangan fluktuasi akibat naik turunnya kemajuan perundingan stimulus fiskal. Pasar sempat bereaksi negative ketika Presiden AS Donald Trump membatalkan negosiasi pada awal pekan. Tetapi sesudah itu Trump memberikan dukungan stimulus terutama bantuan untuk maskapai penerbangan dan langkah - langkah stimulus lainnya. Namun Ketua DPR Nancy Pelosi menolak gagasan RUU mandiri untuk bantuan maskapai penerbangan tanpa kesepakatan stimulus yang lain. Saat ini ekonomi Amerika Serikat sangat membutuhkan stimulus fiskal menyusul perlambatan pemulihan ekonomi yang terjadi.
Ketua DPR US Nancy Pelosi dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin kembali gagal mencapai kesepakatan pada akhir pekan. Mnuchin mengajukan proposal baru pada Jumat sore, tetapi pembantu Pelosi mengatakan bahwa proposal tersebut tidak memiliki rencana luas dan rinci untuk mengatasi pandemi. Diperkirakan negosiasi paket stimulus fiskal untuk mengatasi covid - 19 akan terus berlanjut pada pekan ini. Biarpun kecil peluang tercapai kesepakatan sebelum pemilu AS, tetapi kemajuan perundingan menjadi sentimen positif bagi pasar.
Pelaku pasar mulai mengantisipasi peluang kemungkinan kandidat presiden Demokrat Joe Biden pada pemilihan presiden 3 November 2020. Setelah debat yang brutal pada bulan lalu, berhasil menaikan keunggulan Biden atas Trump dalam beberapa jajak pendapat nasional di Amerika Serikat. Kemenangan Biden dan Demokrat akan membuka peluang stimulus fiskal yang lebih besar sehingga mempercepat pemulihan ekonomi negative tersebut. Kemenangan Biden diperkirakan akan membuat kebijakan ekonomi AS menjadi lebih pasti dan berbeda dengan Trump yang labil dan bisa berubah setiap saat tergantung mood. Hal ini juga berpeluang membuat dolar AS melemah dalam jangka panjang.
Jajak pendapat CNN empat pekan jelang pemilu AS menunjukan calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden unggul dalam jajak pendapat yang mereka lakukan. Prediksi Electoral College CNN mengestimasikan Biden bakal mampu melewati ambang batas 270 suara elektoral yang dibutuhkan untuk memenangkan pemilu pada 3 November 2020 mendatang. Biden diperkirakan akan memperoleh 290 suara elektoral. Sementara capres petahana dari Partai Republik, Donald Trump, diprediksi hanya memperoleh 163 suara elektoral. UBS Asset Management memperkirakan kemungkinan Biden menang pilpres 75 persen. Keunggulan calon presiden kubu Demokrat, Joe Biden yang lebar atau banyak dipandang mengurangi risiko pilpres karena akan sulit di gugat hasil pilpres secara hukum.
Partai Demokrat setelah pemilu diperkirakan akan mengontrol Senat sehingga akan meloloskan paket stimulus fiskal lebih besar. Partai Republik diperkirakan kehilangan kendali atas Senat karena diperkirakan Partai Demokrat berpeluang menguasai hampir 70% kursi di Senat. Kemenangan Biden dan partai Demokrat memiliki efek menenangkan pasar keuangan, mengurangi volatilitas pasar dan berkurangnya risiko perang dagang. Disisi lain ada peluang terjadi kenaikan tarif pajak dan aturan yang lebih ketat. Hal ini juga meningkatkan minat terhadap mata uang yang selama ini dirugikan oleh perang dagang.
Popularitas Trump turun setelah debat dan akibat masuk rumah sakit karena Covid 19. Trump mungkin akan menaikan dukungannya dengan memberikan tekanan pada China untuk meraih kembali dukungan. Pemerintahan Trump dilaporkan mempertimbangkan untuk membatasi perusahaan raksasa China Ant Group dan Tencent di AS dengan alasan keamanan nasional. Ini bisa menjadi sentimen negatif yang mempengaruhi pasar keuangan. Mungkin sekali Presiden Trump melakukan beberapa manuver terutama terkait perang dagang dengan China untuk menarik dukungan pemilih di Amerika Serikat menginat sebagian jajak pendapat menunjukan ia tertinggal dari capres Partai Demokrat.
Omnibus Law UU Cipta Lapangan Kerja oleh Dewan Perwakilan Rakyat yang disahkan memberikan banyak sentimen positif bagi dunia bisnis dan ekonomi Indonesia. Dampaknya memang akan terasa dalam jangka panjang. Sektor Manufaktur mendapatkan manfaat dan berpeluang mendapatkan realokasi pabrik dari China ke Negara Asia Tengara. Hal ini positif karena kemudahan investasi bagi pemodal asing akan mengurangi ketergantungan foreign inflow ke dunia keuangan. UU ini juga melindungi buruh dari potensi kehilangan pekerjaan akibat usaha pindah ke luar negeri, tutup karena kalah bersaing, investor asing tidak masuk untuk berusaha di Indonesia. UU juga dipandang positif bagi berbagai sektor usaha, meningkatkan investasi dan konsumsi domestik.
Aksi penolakan Omnibus Law UU Cipta Lapangan Kerja yang di sahkan Dewan Perawakilan Rakyat biarpun berlangsung anarkis tidak membuat pelaku pasar panik. Pasar saham tetap positif karena biasa demo berlangsung pendek dan tidak punya pengaruh besar pada perekonomian. Tetapi ditengah pandemi Covid 19 aksi demo akan menyebabkan klaster baru penyebaran virus covid 19. Kami perkirakan akan terjadi lonjakan kasus positif covid 19 satu minggu setelah demo yang terjadi. Pemerintah perlu bertindak tegas dengan menindak segala bentuk demo anarkis dan terjadi pelanggaran protokol kesehatan untuk menekan peningkatan kasus covid 19.
Seluruh dunia termasuk Indonesia masih menghadapi peningkatan kasus Covid 19. Beberapa Negara menghadapi ancaman gelombang kedua menjelang musim digin. PSBB Total di DKI Jakarta tidak terlalu efektif menekan angka kasus baru Covid 19 dan sebaiknya dihentikan. Pasar mencerna dengan seksama perkembangan politik di Amerika Serikat. Beberapa sektor akan positif akibat dampak Omnibus Low. IHSG berpeluang konsolidasi melemah dengan support di level 5,001 sampai 4,881 dan resistance di level 5,099 sampai 5,187.
Baca Juga
- President Jokowi Reaffirms Commitment to Farmers’ Welfare
- Bapanas Head Ensures Availability of Rice Stock Ahead of Ramadan
- The 7th Abu Dhabi Dialogue in Dubai: Commitment to Enhance Migrant Worker Welfare and Gender Equality
- Rice Stock at Cipinang Central Market Sufficient: President Jokowi
- Investment in Manufacturing Industry Shows Upward Trend in Past Decade: Industry Minister
Komentar