Selasa, 24 Desember 2024|Jakarta, Indonesia

Bahana TCW Proyeksikan IHSG akan berada Pada Level 6.800 di 2021

Herry Barus

Jumat, 08 Januari 2021 - 15:30 WIB

Budi Hikmat, Kepala Makro Ekonomi dan Direktur Strategi Investasi PT Bahana TCW Investment Management,
Budi Hikmat, Kepala Makro Ekonomi dan Direktur Strategi Investasi PT Bahana TCW Investment Management,
A A A

Thepresidentpost.id - Jakarta - Di penutupan akhir tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi berada pada level 5.979, di bawah level 6.000. Secara year to date (ytd), IHSG melemah - 5,09% hingga akhir tahun. Meski demikian, PT Bahana TCW Investment Management (Bahana TCW) salah satu anggota holding Indonesia Financial Group (IFG) memproyeksikan kondisi IHSG tahun 2021 tak akan seburuk kondisi IHSG pada Maret - April 2020 yang pernah menyentuh level terendah 3.937.

Kepala Makroekonomi dan Direktur Strategi Investasi Bahana TCW, Budi Hikmat mengatakan, ada tiga indikator utama yang perlu dicermati investor dalam memasang strategi investasi di pasar finansial Indonesia pada tahun 2021.

Pertama, rotasi kelas aset yang relatif positif ke negara berkembang atas kemenangan Joe Biden sebagai Presiden AS yang baru. Biden dipercaya akan menormalisasi pengelolaan ekonomi yang lebih fokus pada penguatan infrastruktur, menekan ketimpangan kemakmuran dan kelestarian lingkungan hidup.

Biden diharapkan juga memperbaiki hubungan internasional terutama dengan para sekutu tradisional untuk lebih efektif menghadapi pertarungan hegemoni terhadap China. Ringkasnya, kemenangan Biden diyakini mengurangi daya tarik bursa saham negara maju yang selama 10 tahun terakhir menikmati outperformance terhadap negara berkembang.

Pada tabel sebelah kanan terlihat indeks saham SPX mencatat kenaikan 15,52% setelah bangkit 66,8% dari angka terendah pada 23 Maret 2020 (lihat tabel kiri). Isyarat rotasi regional global ditunjukkan oleh indeks bursa saham negara berkembang (MXAPJ) yang tahun lalu naik sekitar 20%. Tampak indeks dua negara yang melonjak seperti Sensex India 16% dan Shcomp China 13,9% yang diyakini lebih memiliki digital economy ketimbang negara berkembang lain. Cermati juga JCI (Jakarta Composite Index) telah bangkit 51,8% dari titik terendah.

Kelebihan likuiditas ditandai dengan suku bunga Libor yang terus turun hingga hanya 0,25% dan indeks dollar DXY yang melemah 7% tahun atau sekitar 13% dari titik terkuat 102,8 pada 20 Maret 2020. Bloomberg Financial Condition Index untuk Amerika Serikat (BFCIUS) adalah indikator utama untuk menunjukkan kekuatan secara umum pasar uang, fixed - income dan saham. Angkanya sudah kembali positif setelah menukik minus 6,3% pada 24 Maret 2020.

Namun, indikator dini yang paling penting adalah FRAOIS untuk mengukur tingkat ketidakpercayaan (distrust) sesama bank komersial di Amerika Serikat.

Transmisi kebijakan moneter mencakup tiga jenjang. Pertama, dari bank sentral seperti the Fed kepada perbankan komersial yang sangat cepat. Kedua, antar bank komersial terkait penggunaan kelebihan likuiditas untuk memenuhi giro wajib minimum kepada the Fed. Bank yang kekurangan dapat meminjam kepada yang mengalami kelebihan.

FRAOIS adalah spread antara bunga yang ditetapkan bank komersial satu sama lain terhadap bunga overnight the Fed. Lonjakan spread ini, seperti yang terjadi pada tanggal 13 Maret 2030 akan mempengaruhi jenjang ketiga yakni dari bank komersial kepada dunia usaha melalui kredit. Itu sebabnya kesulitan likuiditas memicu risiko kredit perusahaan (Corp risk) yang kemudian memicu penjualan aset untuk mendapatkan precautionary liquidity ini.

Terlihat indikator FRAOIS ini sudah turun bahkan lebih rendah dari posisi awal tahun 2020. Inilah yang melandasi optimisme kami bahwa keadaan sudah lebih baik. Gejolak turun naik harga saham hanya mengalami volatilitas akibat aksi ambil untung sejumlah investor tanpa mengarah kepada situasi seperti Maret 2020.

Sementara, indikator dari dalam negeri terlihat dari Currency risk rupiah cenderung menurun malah dengan potensi menguat di bawah 13.500. Harga sejumlah komoditas ekspor seperti CPO, nickel, coal dan karet juga meningkat. Sementara harga komoditas minyak masih negatif. 

Dengan melihat berbagai indikator di atas, Bahana TCW, yang merupakan anak usaha dari holding BUMN asuransi dan penjaminan (Indonesia Financial Group - IFG Group) melihat investor akan terlebih dahulu masuk ke pasar obligasi (SBN). Hal ini dilandasi oleh yield obligasi Indonesia dengan tenor 10 tahun yang menarik di mata investor, yakni 5,89%.

Sementara, obligasi AS tenor 10 tahun hanya memiliki yield 0,93%. Sepanjang tahun 2020, indeks SBN Abtrindo mengukir total cuan 15,1% sementara IHSG minus 5,1%.

Budi menilai, kenaikan aset SBN ini menjadi prasyarat untuk keberlanjutan rally IHSG tahun 2021, yang sudah ditopang oleh penguatan daya beli, terlihat dari indikator pertumbuhan uang beredar M1.

Sementara, pertumbuhan M1 di Amerika Serikat 53,2% adalah angka tertinggi selama 60 tahun terakhir. Meski ada kecemasan peningkatan inflasi, risiko inflasi ini sementara ditahan oleh proses pengurangan utang (deleveraging) masyarakat di negara maju dan penguatan digitalisasi ekonomi.

“Dengan sejumlah indikator tersebut, kami menyarankan agar investor bisa memanfaatkan proses reflasi aset finansial dengan mengurangi alokasi kas ke pasar obligasi maupun pasar saham,” ungkap Budi Hikmat.

Sementara sentimen positif yang dapat mendorong penguatan ekonomi dan pasar modal Indonesia adalah penerapan SWF (sovereign wealth fund) untuk pembiayaan infrastruktur. Budi menilai, jika implementasi SWF ini dikelola secara berkualitas, kompeten, dan prudent, maka ekonomi dan IHSG akan kembali naik.

Adapun, tahun 2021, Bahana TCW memproyeksikan IHSG akan berada pada level 6.800.

Komentar

Berita Lainnya

Business 10 jam yang lalu

Minister of Trade at the Launch of EPIC Sale

Minister of Trade, Budi Santoso together with Coordinating Minister for Economic Affairs, Airlangga Hartarto and Head of the National Food Agency (Bapanas), Arief Prasetyo Adi launched Every Purchase…

Travel 10 jam yang lalu

Launch of Shopping in Indonesia Only (BINA) Discount Program 2024

Coordinating Minister for Economic Affairs, Airlangga Hartarto together with Deputy Minister of Trade, Dyah Roro Esti; Deputy Minister of SMEs, Helvi Moraza; Deputy Minister of Tourism, Ni Luh Puspa;…

Science & Tech 11 jam yang lalu

Indonesia Delivers 2.7 Million Doses of bOPV Polio Vaccine as Humanitarian Aid to Myanmar

As an expression of solidarity and the strong relationship between the people of Indonesia and Myanmar, the Government of the Republic of Indonesia has delivered 2.7 million doses of the bOPV polio vaccine…

Business 11 jam yang lalu

President Subianto Meets with Pakistani PM to Boost Economic, Trade Cooperation

In a bid to reaffirm their commitment to strengthening the longstanding ties between the two nations, President Prabowo Subianto Wednesday (12/18) conducted a bilateral meeting with Prime Minister of…

Travel 13 jam yang lalu

President Prabowo Meets with Indonesian Students of Al-Azhar University

During his state visit to Egypt, President Prabowo Subianto Wednesday (12/18) met with Indonesian students from Al-Azhar University at the Al-Azhar Convention Center in Cairo.