Selasa, 24 Desember 2024|Jakarta, Indonesia

IFG Dorong Pemulihan Perekonomian Indonesia Melalui Penguatan Investasi

Kormen Barus

Jumat, 06 November 2020 - 22:54 WIB

Webinar dengan tema: Indonesia Financial Group (IFG) Dorong Pemulihan Perekonomian Indonesia Melalui Penguatan Investasi, digelar live streaming CNN, Jumat (6/11/2020)
Webinar dengan tema: Indonesia Financial Group (IFG) Dorong Pemulihan Perekonomian Indonesia Melalui Penguatan Investasi, digelar live streaming CNN, Jumat (6/11/2020)
A A A

Thepresidentpost.id,  Jakarta - Pandemi COVID - 19 yang melanda berbagai negara di dunia telah membawa dampak negatif bagi perekonomian dunia, termasuk Indonesia. Bank Dunia memprediksi ekonomi Indonesia pada tahun 2020 akan berada di kisaran - 2% hingga - 1,6%.

Kondisi ini akan menjadi yang pertama kalinya sejak krisis ekonomi tahun 1998. Menyikapi hal ini, Indonesia Financial Group (IFG) menyatakan bahwa sebenarnya banyak peluang investasi yang memiliki potensi dan layak dipertimbangkan guna menuju pemulihan ekonomi nasional.

Senada dengan hal ini, Maysita Crystallin, Stafsus Menteri Keuangan Bidang Kebijakan Fiskal dan Makroekonomi menyatakan bahwa perekonomian Indonesia tetap tangguh menghadapi dampak ekonomi pandemi COVID - 19. Hal tersebut tercermin dari adanya sinyal positif pada beberapa indikator, serta penerapan strategi pemulihan ekonomi nasional, juga pemberian fasilitas dan insentif.

Hingga 2 November 2020, realisasi anggaran pemulihan ekonomi nasional mencapai Rp 366,86 triliun atau sebesar 52,8% dari anggaran Rp 695,2 triliun. Realisasi anggaran tersebut telah disalurkan pada berbagai program, seperti perlindungan sosial, usaha kecil menengah, dan penanganan kesehatan, yang diharapkan dapat mengurangi dampak sosial dan tekanan ekonomi akibat pandemi COVID - 19.

“Berbagai cara ditempuh pemerintah untuk menarik investasi dari luar negeri, salah satunya dengan pembenahan yang sedang kami lakukan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), sehingga lebih menarik lagi bagi investasi luar negeri, lalu dilihat dari angka pertumbuhan ekonomi yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) terjadi peningkatan di sektor konsumsi, dan investasi.

Melihat dari sisi konsumsi kita melakukan stimulus di sisi demand untuk perlindungan sosial, akan tetapi jika melihat struktur konsumsi di sisi perbankan, menunjukkan bahwa golongan keatas konsumsinya masih berhati - hati, sedangkan golongan kebawah konsumsinya cukup tinggi.” ucap Maysita Crystallin, Stafsus Menteri Keuangan Bidang Kebijakan Fiskal dan Makroekonomi.

IFG menilai bahwa kondisi tersebut menjadi salah satu indikasi bahwa pelaku pasar merespons positif upaya pemerintah tersebut ini tercermin dari akumulasi terhadap aset berisiko seperti saham maupun reksadana saham, terlepas dari berbagai sentimen lain yang mewarnai bursa saham domestik.

“IFG yakin pemerintah Indonesia dengan berbagai kebijakan yang strategis dan komprehensif, seperti strategi penanganan covid - 19 yang terus ditingkatkan, dimana saat ini vaksin yang mulai diperkenalkan ke masyarakat, UU Omnibus Law yang telah disahkan serta rencana pemerintah yang akan membentuk Lembaga Pengelola Investasi atau Sovereign Wealth Fund Indonesia diyakini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan confidence level investor untuk berinvestasi sehingga ini dapat memberikan dorongan positif iklim investasi dan perekonomian Indonesia,” ucap Robertus Bilitea, Direktur Utama IFG.

PT Bahana TCW Investment Management (Bahana TCW) memperkirakan berbagai kebijakan pemerintah untuk mendorong pemulihan ekonomi negara (PEN) akibat pandemi COVID - 19 mulai menunjukkan hasil yang positif, hal ini terlihat dari 3 indikator, yaitu pertumbuhan M1 melonjak 19,3 % per Agustus 2020 dibanding setahun lalu, investor asing kembali masuk ke dalam SBN untuk memperkuat posisi rupiah, dan yang terakhir angka bulanan pertumbuhan kredit sudah menunjukkan perbaikan, walaupun angkanya masih dibawah harapan. 

“Prospek berinvestasi jadi lebih optimis dengan indikasi kemenangan Biden dan investor SBN sudah kembali masuk,” j elas Budi Hikmat, Kepala Makroekonomi dan Direktur Strategi Investasi Bahana TCW.

Sementara itu, Bahana Sekuritas yakin masih ada harapan di sektor investasi secara umum, industri yang terkait dengan farmasi adalah industri yang diharapkan investor, dan akan menjadi leader defensif dalam kondisi krisis, khususnya menghadapi masalah kesehatan.

Peluang sektor bisnis dengan e xport oriented seperti CPO dan minerals juga memiliki potensi mencetak gain untuk investor. Ada juga peluang di sektor lain, seperti telekomunikasi dan peluang terkait logistik dan pengiriman kargo. Selain itu, dibandingkan dengan industri sekunder dan tersier, industri konsumen khususnya pangan dapat menjadi industri yang sedang mengalami pemulihan

Komentar

Berita Lainnya

National 9 jam yang lalu

9 Reasons to Invest in Kota Jababeka with Profit Potential

Investment in Jababeka Industrial Estate in Cikarang, Bekasi or what is now known as the Independent and Integrated City has various potential benefits that can be an attraction for investors. Yes, PT…

Business 10 jam yang lalu

PT VOK Electrical Appliance Indonesia Officially Builds Factory in Kendal Special Economic Zone (KEK)

PT VOK Electrical Appliances Indonesia officially held a groundbreaking ceremony for its new factory in Kendal Special Economic Zone (KEK), Central Java. The deputy government of Kendal Regency, Head…

Science & Tech 12 jam yang lalu

Minister of Industry Agus Denies Rumors that iPhone 16 Can be Bought on Pre-order

Minister of Industry Agus Gumiwang Kartasasmita strongly denied rumors that the iPhone 16 could be purchased for pre-order on Friday (20/12/2024). He said he had not received an investment proposal of…

Business 23/12/2024 15:19 WIB

Minister of Trade at the Launch of EPIC Sale

Minister of Trade, Budi Santoso together with Coordinating Minister for Economic Affairs, Airlangga Hartarto and Head of the National Food Agency (Bapanas), Arief Prasetyo Adi launched Every Purchase…

Travel 23/12/2024 15:12 WIB

Launch of Shopping in Indonesia Only (BINA) Discount Program 2024

Coordinating Minister for Economic Affairs, Airlangga Hartarto together with Deputy Minister of Trade, Dyah Roro Esti; Deputy Minister of SMEs, Helvi Moraza; Deputy Minister of Tourism, Ni Luh Puspa;…