Wisata Penggemar dan Penggemar Pariwisata
Thepresidentpost.id - Dengan headset tipis berwana putih, musik 90 - an mengalun bersama sosok yang sedang berjalan menuju alun - alun. Dibelahan dunia lain, seseorang tengah membaca karya sastra tahun 80 - an sebagai bagian dari tugas kuliahnya. Sesaat sebelumnya seorang pescatarian tenggelam dengan alam pikirannya. Berkata: “tanganku basah, I am okay if you dislike me, I’ll stay away”, terdengar jelas suara hampir memelas dan muka sayu, mengalir tumpah seperti air, kelaut biru. Salah pengertian rupanya, klasik cerita cinta orang yang sedang jatuh hati. Semoga berakhir dengan manis, bisik dalam hati. Khas warna biru melekat dengan kemurungan, bersedih hati. Sementara seorang penikmat musik tengah membaca berita duka kematian lead vocalist band ternama di era 90an, awal tahun 2020 yang muram nan gelap. Tercatat, mungkin akan menjadi bagian dari karya sastra sebagai komoditas pariwisata penggemar.
Karya sastra tergambar dalam film, terlukis dikanvas lukisan, tertulis dinovel, dan terekam dalam musik, dapat menyayat hati pembaca novel, mebirukan hati pendengar musik, meneteslah air mati penonton film. Mungkin karya sastra ditulis oleh seorang berhati halus, melekat dengan biru, kemurungan pelukis, kehausan penulis. Bersedih hati, hijau perlahan - lahan menjadi warna biru, melintas bersama bintang diangkasa raya. Pelajaran hidup terekam dengan alunan nada hidup manusia, menjadi budaya, manusia berbudaya. Pandemik telah berakhirkah? belum memungkinkan untuk wisata penggemar melakukan kunjungan. Tragis atau menyedihkan, mana yang paling tepat? Entahlah. Berikut cerita tentang wisata penggemar dan pariwisata penggemar.
Sejarah mencatat generasi muda identik dengan musik, film, dan karya sastra. Sebelum era Covid19 datang, festival musik Woodstock atau festival musik atau pameran seni dan budaya dikampus, megah mendorong generasi muda berkumpul, membudayakan budaya untuk kemudian budaya menjadi dongkrak ekonomi kreatif pariwisata. Performing arts festival seperti Woodstock dan festival musik Glastonbury khususnya menjadi akar dari wisata penggemar dan penggemar pariwisata. Wisata penggemar merupakan hasil persilangan dari ranah kajian sastra yaitu film, musik, atau novel, dan pariwisata bisnis yaitu mobilitas penggemar musik dan pariwisata. Keterpaduan musik, wisata penggemar, dan penggemar pariwisata terletak pada antusiasme atas citarasa estetika. Antusiasme atas cita rasa estetika mendorong mobilitas, didayagunakan untuk memetakan niat kunjungan untuk destinasi pariwisata sekitar. Pariwisata penggemar yang merupakan bagian pariwisata minat khusus memperkaya ranah - kaji studi bisnis pariwisata dan hospitaliti.
Lokasi dimana festival musik, seting film/telenovela atau novel diceritakan membentuk akselerasi mobilitas perjalanan para penggemar. Disisi lain, musisi, penulis novel/film dan aktor menjadi nilai tambah bentukan wisata penggemar. Musik, film, atau novel fiksi dan/atau non - fiksi menjadi komoditas pariwisata penggemar dan bisnis kreatif pariwisata, menghidupkan budaya dan manusia berbudaya. Sampai saat ini, ranah kaji terkait minat penggemar musik, film/telenovela, dan novel dengan pariwisata terletak pada pariwisata media terinduksi, studi event dan festival. Mobilitas perjalanan wisatawan penggemar musik identik dengan konser megah khas - bergenre namun menyatu - padu dengan orang - orang dari penjuru dunia untuk menikmati lagu dan melihat sang penyanyi dengan bandnya. Mengesankan orang - orang dapat menyatu disebabkan lirik lagu bernada melankolis, kisah putus cinta, kisah cinta bertepuk sebelah tangan, atau kisah kematian orang terkenal. Budaya dan manusia, aspek penting manusia berbudaya, terintegrasi dengan pariwisata budaya, melahirkan pariwisata penggemar.
Sampai dialun - alun dengan nada terakhir dari lagu "starry, starry night/paint your palette blue and grey". Selamat tahun baru, semoga bermanfaat.
Baca Juga
- The Indonesian Embassy in Cairo Receives Aid for Palestine
- Ministry of Foreign Affairs and Supreme Court Optimize Digitalization of Cross-border Civil Legal Assistance Services
- The Indonesian Embassy in Cairo Receives Aid for Palestine
- The Indonesian Consulate General in Perth Introduces Potential Agricultural Cooperation Between Indonesia and Western Australia at the Food Innovation…
- Indonesian Seafarer Released by Angolan Police with Assistance from the Indonesian Embassy in Windhoek
Komentar