Senin, 18 November 2024|Jakarta, Indonesia

Amnesty International Indonesia Nilai Pelibatan TNI Tangani Terorisme Tidak Diperlukan

Wiyanto

Kamis, 05 November 2020 - 22:45 WIB

Ilustrasi TNI
Ilustrasi TNI
A A A

Thepresidentpost.id - Jakarta - Dengan kaidah - kaidah Hak Asasi Manusia (HAM) dan kaidah demokrasi serta kaidah pertahanan dalam mengembangkan TNI. Maka rencana pelibatan TNI dalam mengatasi terorisme bertolak belakang.

Demikian yang disampaikan Direktur Amnesty International Indonesia Usman Hamid saat menjadi narasumber dalam diskusi MNC Trijaya FM yang bertema "Pemberantasan Terorisme d Dalam Perspektif Hukum, HAM dan Keamanan".

"Draf Peraturan Presiden yang telah diserahkan ke DPR akan jadi indikator ke depan apakah pola atau mode penanganan terorisme di Indonesia, akan tetap dalam pola yang mengedepankan penegakkan hukum pidana (criminal justice system) atau akan bergeser kepada model perang atau sistem hukum perang," kata Usman, Kamis (5/11/2020)

Ia menegaskan bahwa kedua pendekatan tersebut memiliki konsekuensi yang berbeda.

Namun yang penting, dalam melawan aksi terorisme, tidak boleh sampai menimbulkan masalah baru apalagi sampai muncul tindakan terorisme lainnya.

"Ketika sebuah negara memilih pendekatan perang, maka memang pendekatan militer dapat dibenarkan. Tetapi hal itu harus diberlakukan di luar teritori negara," kata Usman.

Menurutnya, kalau perang itu dilakukan di wilayah teritori sendiri maka yang terjadi hanya akan berakibat fatal terhadap perlindungan Hak Asasi Manusia.

"Kita terlalu emosional menghadapi kejahatan selalu dengan mengatasnamakan perang," pungkas Usman.

Dekan Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, Muchamad Ali Safa'at menilai pelibatan TNI dalam pemberantasan terorisme adalah hal yang tidak perlu.

"Sebenarnya keterlibatan itu tidak perlu, kecuali dalam eskalasi tertentu. Dengan cara tertentu,yang memang sangat genting sekali," ujar Ali yang juga jadi narasumber.

Menurut Ali, pemerintah perlu membagi urusan pertahanan dan keamanan. Sebab keduanya memiliki kepentingan yang berbeda.

"Persoalan pertahanan berhubungan dengan kedaulatan negara yang biasanya ancaman itu datang dari luar. Maka untuk menghadapi ini dibutuhkan kekuatan militer TNI," kata Ali.

Sementara untuk persoalan keamanan itu sifatnya internal dan yang dihadapi adalah warga negaranya sendiri untuk mewujudkan ketertiban dan keamanan.

"Ketika TNI masuk kedalam proses pemberantasan terorisme, dengan model pendidikan yang seperti ini maka yang terjadi nanti pelanggaran hak asasi manusia," pungkas Ali.

Komentar

Berita Lainnya

Business 23/04/2024 10:32 WIB

Govt to Form Task Force to Tackle Online Gambling

President Joko “Jokowi” Widodo chaired a limited meeting which discussed efforts taken to eradicate online gambling in Indonesia, Thursday (04/18), at Merdeka Palace, Jakarta. Minister for Communication…

Economy 23/04/2024 10:27 WIB

President Jokowi Reaffirms Commitment to Farmers’ Welfare

President Joko “Jokowi” Widodo on Monday (04/22) inspected corn harvest in Boalemo regency, Gorontalo province. “Our corn import has decreased significantly from 3.5 million tonnes to 400,000-450,000…

Business 28/02/2024 13:01 WIB

Carsurin and NBRI Strengthen Strategic Alliance to Propel Indonesia’s EV Industry

PT Carsurin Tbk ("Carsurin") and the National Battery Research Institute ("NBRI") are pleased to announce the signing of a pivotal Strategic Alliance Agreement (SAA), marking a significant advancement…

Economy 21/02/2024 08:38 WIB

Bapanas Head Ensures Availability of Rice Stock Ahead of Ramadan

The National Food Agency (Bapanas) has ensured the availability of rice for the fasting month of Ramadan and Eid al-Fitr 1445 Hijri/2024 CE.

Sport 21/02/2024 08:20 WIB

Receives Chairman of Jababeka (KIJA), Menpora Dito Ready to Support the Development of Sports SEZs

Chairman of PT Jababeka Tbk (KIJA), Setyono Djuandi Darmono met the Minister of Youth and Sports of the Republic of Indonesia (Menpora RI) Dito Ariotedjo at the Kemenpora RI Office, Senayan, Jakarta,…