Mualaf Baduy Hidup Secara Bertani
Thepresidentpost.id - Jakarta - Metode bertahan hidup mualaf Baduy dengan Bercocok tanam. Hasil buminya dijual kepada masyarakat yang datang berkunjung ke Lembah Barokah Ciboleger, Lebak Banten.
Ashari, Ketua Umum Yayasan Spirit Membangun Ukhuwah Islamiah (Yasmui) menjelaskan taraf hidup mualaf Baduy dibilang dibawah garis kemiskinan.
"Kawasan ini bisa secara ekonomi jauh tertinggal dengan Jakarta," kata dia di Bady, Lebak, Banten, Minggu (10/1/2021).
Menurut dia, klaster Mualaf Baduy, terdiri empat komplek. Rumah berbentuk panggung dengan sanitasi bersama. Jumlah Kepala Keluarga (KK) sampai saat ini mencapai 50.
Keberadaan komplek ini menempati lahan seluas 10,5 Ha. Tidak hanya diisi hunian belaka, juga pendidikan agama.
Saat ini, kata dia, sedang dalam progres pembangunan Masjid Al Fatih yang menelan biaya Rp2 miliar. Bangunan dalam pantauan tinggal finising karena banguna dua lantai sudah berdiri kokoh.
Yasmui merupakan lembaga pengelola keseluruhan Klaster Mualaf Baduy.
Maria, salah satu duafa yang tinggal di Komplek Mualaf Baduy mengungkapkan kehidupan ekonomi ditopang secara bertani.
"Kita tanam Singkong, pisang di sekitar rumah dan mengambil tumbuhan di hutan. Hasilnya untuk makan dan dijual," katanya.
Wiyanto, salah satu Panitia Jurnalis Filantropi Indonesia (Jufi) mengatakan, kegiatan ini bagian dari strategi mengurangi beban ekonomi di era Pandemi Covid - 19.
"Saat pembagian sembako, jilbab, alquran serta uang tunai, nampak keceriaan pada raut wajah mereka," katanya.
Tag
Baca Juga
- Minister of Trade at the Launch of EPIC Sale
- President Subianto Meets with Pakistani PM to Boost Economic, Trade Cooperation
- Jababeka and PT Commuter Anak Bangsa Inaugurates a New Transportation Service in Jababeka City
- Govt to Form Task Force to Tackle Online Gambling
- Carsurin and NBRI Strengthen Strategic Alliance to Propel Indonesia’s EV Industry
Komentar