SBY: Saya Pernah Mimpin Negeri Ini, Bolehkan Saya Berbicara...
Thepresidentpost.id - Jakarta - Presiden RI ke - 6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengutarakan pandangannya terkait berbagai persoalan yang tengah dihadapi bangsa Indonesia dewasa ini dalam sebuah tulisan panjang berjudul “Indonesia Tahun 2021, Peluang untuk Sukses Ada, Jangan Kita Sia - siakan".
Menurutnya, peluang bagi meredanya berbagai permasalahan seperti badai corona dan ekonomi nasional masih tetap ada.
Namun sungguhpun demikian, semua itu disebut SBY tak akan pernah datang dari langit.
"Jangan pula bersikap “take for granted”, seolah peluang baik itu akan datang dengan sendirinya. Misalnya, jangan lantaran vaksin sudah datang pasti pandemi akan segera hilang. Setelah itu ekonomi kita akan pulih kembali dan bahkan tumbuh meroket. Jangan bersikap dan berpikir begitu. Tuhan tidak suka," kata SBY seperri dilansir redaksi Thepresidentpost.id dari laman Facebook miliknya pada Sabtu pagi (9/1/2021).
Dalam unggahan tulisannya tersebut, SBY menekankan pada tiga permasalahan utama yang perlu diselesaikan segera.
Pertama, menurutnya, pandemi corona yang harus segera diatasi. Kedua, krisis ekonomi yang harus diakhiri dan kemudian ekonomi dipulihkan kembali.
Lalu Ketiga, sebut SBY mungkin tak terkait langsung dengan dua permasalahan yang lain, yaitu melemahnya kerukunan masyarakat karena faktor identitas, politik dan ideologi yang tak boleh dibiarkan.
"Kalau tidak kita atasi dan kelola dengan baik, disharmoni sosial ini akan membuat bangsa kita benar - benar terpecah dan terbelah (divided)," ucap SBY.
"Point saya adalah apa yang telah dijanjikan oleh pemerintah kepada rakyat harus benar - benar ditepati. Kalau tidak, misalnya karena salah perencanaan dan salah hitung, bisa menimbulkan chaos tersendiri," sambungnya.
Namun demikian, menurut SBY vaksinasi tersebut akan berjalan sukses bila dua faktor utama terpenuhi.
"Pertama safety, artinya vaksin tersebut aman dan tidak membahayakan bagi yang menggunakan. Sedangkan yang kedua efficacy, atau memiliki tingkat efektivitas yang tinggi alias manjur," tandasnya.
Kemudian terkait persoalan kedua yakni ekonomi, SBY menuturkan bahwa kebangkitan ekonomi bisa terwujud jika konsumsi atau demand, utamanya konsumsi rumah tangga kembali pulih dan meningkat.
"Sebenarnya teorinya tidak muluk - muluk. Yang mesti dilakukan negara tiada lain adalah stimulasi permintaan, untuk menggerakkan kembali kegiatan bisnis dan investasi yang sedang mandeg," paparnya.
Selain itu, menurutnya tantangan utama yang bakal dihadapi oleh pemerintah adalah bagaimana mengelola fiskal dan APBN secara baik termasuk soal utang Indonesia dapat dikontrol secara ketat dan serius.
"Utang yang ada menurut saya sudah sangat tinggi dan karenanya tidak aman. Betapa beratnya ekonomi kita jika misalnya 40% lebih belanja negara harus dikeluarkan untuk membayar cicilan dan bunga utang," ungkap SBY.
Jadi, sambungnya, jangan hanya berlindung pada persentase debt - to - GDP ratio yang dianggap masih aman dan diperbolehkan undang - undang. Bukan di situ persoalannya.
Menurutnya, persoalannya terletak pada kemampuan pemerintah untuk membayar utang itu (capability to pay) yang dirasakan sudah sangat mencekik.
"Menurut pendapat saya, permasalahan utang yang sangat serius ini secara bertahap dapat diatasi. Cara yang paling sederhana adalah kurangi defisit anggaran. Kalau tahu penerimaan negara jauh berkurang, karena pemasukan dari pajak juga terjun bebas, ya kendalikan pembelanjaan negara," tukas SBY.
Dikatakannya lebih lanjut, jangan karena Perppu (kemudian menjadi undang - undang) yang memberikan extra power kepada pemerintah, termasuk tak dibatasinya angka defisit anggaran, lantas tak pandai menentukan berapa besar defisit yang aman dalam APBN.
"Di tahun 1960 - an dulu, ekonomi kita jatuh pada titik terendah. Mengapa? Karena pemerintah tak pandai mengontrol pembelanjaan yang kelewat tinggi. Seperti pepatah “besar pasak daripada tiang”," jelas SBY.
Singkat kata, lanjutnya, sejalan dengan suksesnya penanganan Covid - 19 (dengan asumsi vaksinasi berhasil baik) akan terbuka jalan untuk menggerakkan kembali perekonomian kita.
Imperatifnya, pemerintah harus disiplin dan tepat dalam mengatur keuangan negara. Juga harus bisa mengendalikan utang, agar ekonomi kita di tahun - tahun mendatang dapat diselamatkan.
"Pemimpin dan pemerintahan yang bijaksana tentu tidak akan mewariskan masalah dan beban yang sangat berlebihan kepada pemerintahan - pemerintahan berikutnya," imbuhnya.
Adapun terkait persoalan ketiga menyangkut kehidupan bermasyarakat dan berbangsa, SBY mengaku sangat khawatir.
Menurutnya saat ini kondisi terasa retak dan jauh dari semangat persaudaraan sebagai bangsa.
'Dengan tekun saya amati apa yang terjadi di negeri kita 3 - 4 tahun terakhir ini. Bermula dari dinamika politik pada Pilkada Jakarta tahun 2017, sepertinya dalam kehidupan masyarakat kita terbangun polarisasi yang tajam di antara kita, baik karena faktor identitas, politik maupun ideologi. Sepertinya masyarakat kita harus dibelah dua ~ kita dan mereka. Bahkan, “kita lawan mereka”," ujar SBY.
Menurutnya, untuk bicara pun merasa tidak nyaman.
"Saya sungguh prihatin. Keadaan ini sungguh menyedihkan dan sekaligus membahayakan masa depan bangsa kita," imbuh SBY.
Saat ini, sebutnya, jika polarisasi antar kubu politik sangat tajam, kehidupan demokrasi pasti tidak sehat.
"Karenanya, mumpung belum terlalu jauh divisi dan polarisasi sosial serta politik di negeri kita, para pemimpin dan semua elemen bangsa harus sadar bahwa sesuatu harus dilaksanakan. Something must be done. Pembiaran dan inaction adalah dosa dan kesalahan besar," papar SBY.
Sementara itu, mengakhiri tulisannya, SBY - pun menyampaikan permohonan maaf jika ada pihak - pihak yang tak berkenan dengan artikelnya tersebut.
"Saudara - saudara saya rakyat Indonesia tentu tahu bahwa saya pernah memimpin negeri ini. Karenanya, saya tak suka dan tak mudah menyalahkan pemerintah. Sungguhpun demikian, sebagai orang tua dan juga seseorang yang sangat mencintai negeri ini, tentunya boleh kan saya berpendapat dan berbicara," tutup SBY.
Hingga berita ini diturunkan, tulisan pandangan SBY tersebut telah viral dan menuai ribuan komentar dari para warganet.
"Kami pernah merasakan kepemimmpinanmu dan kmi rindu suasan yg nyaman spt dulu sehat slalu pak ,salam dari medan," ucap Suryani Barus.
"Pak SBY tidak pernah membuat masalah ke Rakyat..Andalah Presiden luar biasa, setiap pengambilan leputusan pasti berpikir panjang, gak pernah melempar ke Rakyat untuk diuji coba,,setiap keputusan yang Bapak ambil pasti matang..Terimakasih Banyak Karena Bapak pernah memimpin Negara ini dengan DAMAI..," ujar Efendi Lumine.
"Kalau seandanya bapak bisa kembali lagi memimpin negara ini .saya sangat senang sekali .sangat berarti jasa2mu bapak SBY .terimakash pak .semoga bpk SBY sht sllu dlm lindungan Alloh SWT amin," Setia Wati.
"Pendapat dan gagasan Bapak sangat di butuhkan saat ini,karena Bpk merupaka Toko yang sangat mengerti dan memahami apa yg terjadi terhadap Bangsa ini dan Bpk tau bagaimana cara menanggulanginya,teruslah bersuara Pak demi kebaikan Bangsa ini," kata Arsamsidarta.
"Jaman sby semua murah ,pembangunan di semua lini,infrastruktur bjalan sesuai dgn kebutuhan ,mantap pokoke jaman sby," ungkap Lukman Fatir.
"Kepada pemerintah jokowi ini sebagai teguran dan petunjuk, tolong dipertimbangkan jangan negara ini cuma dimainkan segelintir orang, belajar kepada yang ahli dan pengalaman. pak Sby terbukti berhasil tolong sarannya didengar bila perlu undang ke istana dan lakukan action," tukas Mustamin Tanjung.
"Nyalon lagi, pak," sebut Alfa Muhaimin.
Baca Juga
- Gov’t to Continue Disbursing Rice Assistance
- President Jokowi Inaugurates Soedirman National Defense Central Hospital
- After Putin, It's Now the Turn of British and Dutch PMs to congratulate Prabowo
- Celebrating 65 Years of Indonesia - Cambodia Relations: Indonesian Embassy in Phnom Penh Organizes Roundtable Dialogue
- President Jokowi Receives Letters of Credence from Nine New Ambassadors
Komentar