Pak SBY Curhat Sakit Hati: Saya Sakit Hati Pak Jokowi, Bapak Suatu Saat Juga Akan Seperti Saya, Kembali ke Masyarakat!
Thepresidentpost.id - Jakarta - Namanya yang dituduh sebagai dalang demo RUU Cipta Kerja, membuat Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) angkat bicara.
Pembina Partai Demokrat itu menjawab tudingan miring pada diri lewat sebuah video. Seperti yang dikutip Thepresidentpost.id dari Zonajakarta.com, berdasarkan akun YouTube Susilo Bambang Yudhoyono dalam sebuah video pada 12 Oktober 2020.
Dalam acara ngobrol santai bersama Susilo Bambany Yudhoyono pada Minggu 11 Oktober 2020, Ayah kandung Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono itu menjawab tuduhan dirinya dalang demo penolakan RUU Cipta Kerja.
"Saya ini orang tua ya, pernah berjuang sebagai prajurit tiga puluh tahun, pernah juga berada di pemerintahan lima belas tahun, juga mengertilah, pemerintahan itu menghadapi banyak masalah.
Dan masalah itu harus dipecahkan, saya juga dulu begitu, mengalami hal begitu.
Jadi kalau tiba - tiba kemarin saya dituduh seperti itu, ndak baik.
Nggak baik kalau negeri kita makin subur fitnah, hoaks, tuduhan - tuduhan tidak berdasar.
Andaikata saya ini punya kemampuan menggerakkan, gerakan massa yang begitu luas di tanah air kemarin, andaikata saya punya uang, dan tentu uang itu banyak, dengan menggerakkan aksi - aksi seperti itu, saya juga nggak punya niat!.
Tidak terpikir, untuk melakukan sesuatu yang menurut saya tidak tepat saya lakukan.
Dan begini, memfitnah itu kan sebenarnya menuduh seseorang, saya dalam hal ini, yang tidak mengandungi kebenaran.
SBY mengaku juga pernah dituding jadi dalang keonaran aksi 411 di Jakarta beberapa waktu lalu.
Bahkan, saat bertemu langsung dengan Presiden Jokowi, SBY mengungkapkan rasa sakit hatinya atas tuduhan tersebut.
SBY menyebut bahwa ada orang yang ingin memfitnahnya dengan menjatuhkan nama baiknya, demi mendapat kredit dari Presiden Jokowi.
"Segera setelah saya dapat berita seperti itu, saya datangi lho, pak Wiranto waktu itu, sebagai Menko Polhukam.
'Apa benar pak Wiranto?'.
Karena saya dengan pak Wiranto dulu pernah bekerja bersama - sama di awal reformasi, dengan niat yang baik ya, untuk melakukan pembenahan, koreksi apa yang terjadi di jajaran TNI, jadi saya pelihara hubungan baik saya juga dengan pak Wiranto.
Saya tanyakan 'apa betul?', pak Wiranto membenarkan memang ada seperti itu sampai ke Presiden.
Saya datangi pak Jusuf Kalla, karena dulu bersama - sama lima tahun mengemban tugas negara, 'Pak JK, apa ada berita seperti ini?'.
Pak JK juga membenarkan.
Tentu tidak etis kalau saya bertanya, 'Pak Jokowi percaya nggak ya?' kayak gitu dengan itu semua.
Sampailah, begini, saya, punya kesempatan, ada pertemuan dengan beliau pak Jokowi, ingat saya, tahun 2017.
Itu kesempatan yang baik bagi saya untuk Tabayyun, klarifikasi, saya tanya, 'apakah benar ada berita seperti itu?'.
Pak Jokowi dengan hati - hati menjawab waktu itu, 'kitakan tidak semudah itu pak SBY, percaya, tapi saya sudah mengerti kok semuanya'.
Terus saya sampaikan, ini perlu saya sampaikan kepada saudara - saudara saya, rakyat Indonesia, saya sampaikan kepada beliau Presiden kita Pak Jokowi.
'Saya ini pernah memimpin negara seperti bapak sekarang ini, ingin berbuat sesuatu yang baik, supaya negara kita baik, nah kalau saya dituduh ingin merusak negara, ingin mengganggu negara, sedih lho pak, saya, sakit hati saya pak Jokowi.
Bapak suatu saat juga akan seperti saya, kembali ke masyarakat luas, sudah seperti rakyat biasa, nggak punya power, nggak punya kekuasaan, kemudian dituduh seperti itu.
Nah, saya salah satu korbannya. Mudah - mudahan tidak terjadi lagi nanti di masa depan," cerita SBY. (Sumber Zonajakarta.com).
Baca Juga
- Joint Statement of Brunei Darussalam, Indonesia, and Malaysia on the Occasion of 30th APEC Economic Leaders’ Meeting (AELM), San Francisco, United States…
- Marketing in Motion: Behind the Promotion Strategy Jakarta-Bandung Fast Train “Whoosh”
- Rare Earth Minerals Finds in India Likely to Inform Future Lithium Demand, Says Supply Chain Specialist
- Take the pressure off coding for your developers
- Proposal to Abolish Gubernatorial Position Needs In-Depth Study: President Jokowi
Komentar