Keberhasilan PLN Uji Coba Co-Firing Di Pltu Ropa Flores & Pltu Bolok
Thepresidentpost.id - Jakarta - Keberhasilan PLN dalam uji coba Program Co - Firing di PLTU Ropa Flores dan di PLTU Bolok Kupang. Uji coba co - firing PLTU menjadi wujud komitmen PLN untuk meningkatkan penggunaan energi baru terbarukan dalam penyediaan listrik.
"Program Co - Firing merupakan bagian dari semangat pilar “green” dalam transformasi PLN. Co - Firing merupakan sebuah teknologi substitusi batubara dengan energi terbarukan pada rasio tertentu yang tetap memperhatikan kualitas bahan bakar sesuai spesifikasi teknis," ujar Executive Vice President Corporate Communication and CSR PLN, Agung Murdifi melalui keterangan yang diterima redaksi pada Rabu (7/10).
“Kami terus mendorong penggunaan EBT, demi menyediakan listrik yang ramah lingkungan dan berkelanjutan,” tutur Agung.
Dalam program Co - Firing di PLTU Ropa, PLN mengganti bahan bakar berupa batu bara dengan 10 persen biomass yang diperoleh dari TOSS (Tempat Olahan Sampah Setempat). Sementara untuk PLTU Bolok, menggunakan 5 persen biomass yang berasal dari Woodchips (cacahan kayu).
Bahan baku biomass ini dapat berasal dari olahan sampah, ranting pohon, daun, sekam padi, serbuk gergaji dan rumput yang diproses menggunakan metode (biodrying).
Proses selanjutnya bahan baku diolah menjadi pelet seperti yang digunakan di di PLTU Ropa atau menjadi Woodchips seperti yang digunakan di PLTU Bolok.
General Manager PLN Unit Induk Wilayah NTT, Agustinus Jatmiko menjelaskan bahwa tahapan uji coba co - firing untuk PLTU Ropa telah dilakukan pada 14 - 15 September 2020 dan PLTU Bolok pada 28 - 30 September 2020.
“Proses pembakaran Biomass ini berjalan sempurna dan karakteristiknya mirip dengan batu bara yang digunakan di PLTU tersebut. Pada saat kami melakukan mixing antara batu bara dengan Biomass tersebut, hanya dibutuhkan waktu 30 menit masa transisi hingga mencapai titik stabilisasi,” ucap Jatmiko.
Keberhasilan ujicoba Co Firing di PLTU Ropa, terlihat parameter menunjukan tidak ada perbedaan yang signifikan penggunaan 100 persen batu bara dengan pencampuran biomasa.
Selain meningkatkan bauran EBT, PLN juga berharap program ini dapat memberdayakan masyarakat, khususnya untuk memproduksi bahan bakar biomasa.
“Saya berharap agar Biomass ini dapat diproduksi di sekitar PLTU Ropa, menggunakan bahan baku dari TOSS yang potensinya sangat besar, serta dapat memberdayakan masyarakat,” tutup Jatmiko.
Baca Juga
- Govt to Form Task Force to Tackle Online Gambling
- Carsurin and NBRI Strengthen Strategic Alliance to Propel Indonesia’s EV Industry
- Jababeka (KIJA) Targets Marketing Sales of IDR 2.5 Trillion in 2024
- Celebrating 65 Years of Indonesia - Cambodia Relations: Indonesian Embassy in Phnom Penh Organizes Roundtable Dialogue
- Electric Cars are Indonesian Automotive Industry’s Future, President Jokowi Says
Komentar