Gemas dan Sicepat Ekspres Serahkan 3000 Masker untuk Pengungsi Gunung Ile Ape Lembata NTT
Thepresidentpost.id - Jakarta - Bertempat di Kantor Pusat Sicepat Ekspres, Jakarta, pada Jumat (11/12/2020), Gerakan Memakai Masker Gratis (GEMAS) dan perusahaan jasa pengiriman Sicepat Ekspres, menyerahkan 3000 masker untuk pengungsi Gunung Ile Ape Lembata NTT.
Bantuan Masker tersebut diserahkan oleh Perwakilan Gemas dan juga Corporate Corporate Sicepat Ekspres Rangga andriana kepada Forum Lembata Memanggil yang diwakili tokoh muda Lembata Diaspora Jakarta Heribertus CTanawa Purap dan Paulus Keraf. Penyerahan masker ini untuk membantu warga lembata yang terdampak erupsi gunung ile lewotok
"Sejauh ini gemas dibantu oleh sicepat ekspres telah mendisbtrusikan masker lebih dari 3.5 juta keseluruh Indonesia. Tentu kami berharap dengan masker gemas dapat membantu mengurangi dan menekan angka penyebaran covid19," ujarnya.
Menurut Rangga, Program ini tidak hanya untuk mengurangi angka penyebaran covid, tapi juga mendistribusikan tiga ribu masker gemas untuk warga yang terdampak erupsi gunung ile lewotolok di pulau lembata. “Ini bentuk kepedulian kami untuk Warga terdampak erupsi gunung ile lewotolok. Semoga masker ini bermanfaat.
Seperti banyak diberitakan bahwa Gunung Api Ili Lewotolok ini mengeluarkan material vulkanik saat erupsi di Kabupaten Lembata, NTT, sejak Minggu (29/11/2020).
Dikutip Kontan.co.id, Minggu (29/11), status aktivitas vulkanik Gunung Ile Ape atau juga disebut Gunung Ile Lewotolok dinaikkan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dari level II atau ‘Waspada’ menjadi level III atau ‘Siaga.’
Menyikapi kenaikan aktivitas vulkanik, PVMBG merekomendasikan beberapa hal, antara lain, pertama, masyarakat di sekitar gunung maupun pengunjung, pendaki atau wisatawan tidak melakukan aktivitas di dalam radius 4 km dari kawah puncak.
Kedua, penggunaan masker maupun perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit. Ini direkomendasikan untuk menghindari dampak abu vulkanik yang mengakibatkan gangguan pernapasan akut maupun gangguan kesehatan lain.
Ketiga, PVMBG mengingatkan abu vulkanik saat ini jatuh di beberapa sektor di sekeliling Gunung Ile Lewotolok. Oleh karena itu, masyarakat yang bermukim di sekitar aliran sungai - sungai yang berhulu di gunung ini untuk mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar, terutama di musim hujan.
Gunung Ile Lewotolok yang berada di ketinggian 1.319 m dpl (meter di atas permukaan laut) disebut juga Ile Ape. Dikutip dari Kompas.id, Minggu (29/11) kata tersebut adalah terjemahan harfiah, ’ile ape’ (bahasa daerah Lamaholot) artinya gunung api.
Sementara ’ile lewotolok’ artinya gunung kampung - kampung berjatuhan. Gunung ini meletus pertama tahun 1666, kemudian tahun 1800 - an, dan 1920 - an.
Letusan terdahsyat tahun 1966 dan 1985 yang meluluhlantakkan Pulau Lembata dan pulau - pulau di sekitarnya.
Sementara, dirangkum dari laman PVMBG Kementerian ESDM, G. Ile Lewotolok atau Ile Ape memiliki garis penampang yang indah dan teratur, tetapi di beberapa tempat muncul ketidakteraturan diakibatkan oleh aliran lava yang berakhir pada sayap gunung.
Lereng G. Ile Lewotolok terdiri dari abu gunung api, breksi, pasir gunung api, bom gunung api, dan aliran lava, kecuali di lereng Barat Daya relatif jarang.
Di puncak G. Ile Lewotolok terdapat sebuah kawah besar dengan ukuran 800 x 900 m. Kemudian, di bagian Barat Daya terdapat kerucut dengan titik ketinggian 1319 m dpl.
Dirangkum dari laman PVMBG Kementerian ESDM, pendakian ke puncak G. Ile Lewotolok dilakukan dari Desa Atowatung atau Baupukang yang terletak di sebelah utara G. Ile Lewotolok.
Kondisi jalan berupa jalan setapak yang tertutup ilalang dengan kemiringan jalan 30 - 40°. Pendakian Gunung Ile Ape memakan waktu sekitar 5 jam.
Baca Juga
- President Prabowo Attends D-8 Summit in Egypt
- Gov’t to Continue Disbursing Rice Assistance
- President Jokowi Inaugurates Soedirman National Defense Central Hospital
- After Putin, It's Now the Turn of British and Dutch PMs to congratulate Prabowo
- Celebrating 65 Years of Indonesia - Cambodia Relations: Indonesian Embassy in Phnom Penh Organizes Roundtable Dialogue
Komentar