Kehadiran IFG Jadi Langkah Baru Perasuransian di Masa Pandemi
Thepresidentpost.id - Jakarta - Pandemi COVID - 19 telah menyebabkan menurunnya kinerja sektor asuransi di Indonesia. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan bahwa industri asuransi umum dan asuransi jiwa mengalami penurunan sebesar 10% dari tahun sebelumnya (per Agustus 2020).
Oleh karena itu OJK meminta agar perusahaan asuransi secara simultan segera mempersiapkan strategi transformasi bisnis, layanan konsumen, mitigasi risiko serta penerapan teknologi informasi. Kehadiran Indonesia Financial Group (IFG) dapat menjadi solusi penggerak finansial perekonomian Indonesia khususnya di bidang asuransi dan penjaminan dalam menciptakan produk dan jasa layanan asuransi yang inovatif dan bermanfaat bagi masyarakat Indonesia untuk mendukung pemulihan ekonomi menuju Indonesia maju.
Rizal Ariansyah, Direktur Keuangan dan Umum IFG, dalam Webinar dengan tema: Langkah Baru Perasuransian di Masa Pandemi, yang dilaksanakan secara Live Streaming CNN Indonesia, Kamis (5/11/2020), menyampaikan bahwa di tengah kondisi saat ini, perusahaan asuransi harus mampu memberikan solusi dalam rangka ikut mendorong pemulihan ekonomi Indonesia, dengan menciptakan produk asuransi yang lengkap dan dapat memberikan proteksi maksimal kepada masyarakat.
“I FG didirikan dengan harapan dapat berperan dalam Pembangunan Nasional - Semesta - Berencana melalui pembangunan industri asuransi yang kuat dan dapat memberikan perlindungan kepada seluruh masyarakat. Sebagai salah satu contoh, saat ini kami melihat bahwa UMKM mengalami tekanan likuiditas yang besar akibat pandemi. Oleh karena itu, IFG melalui anggota holding, memberikan dukungan asuransi penjaminan UMKM hingga senilai Rp. 8,3 triliun per September 2020, kepada lebih dari 200,000 pelaku UMKM. Disamping itu, IFG juga memastikan agar seluruh anggota holding selalu mempertahankan level of services y ang baik kepada para nasabah,” ucap Rizal Ariansyah, Direktur Keuangan dan Umum IFG.
Sementara Dody A.S. Dalimunthe, Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia, menyatakan bahwa saat ini industri asuransi memang masih berada dalam kondisi keuangan yang sehat, dimana tercermin dari tingkat Risk Based Capital (RBC) industri asuransi jiwa yang menyentuh 502% dan industri asuransi umum sebesar 330%. Kendati demikian, jika tidak diantisipasi dengan tepat, akan dapat berdampak pada kinerja perusahaan yang semakin menurun. Lebih lanjut Dody menilai bahwa transformasi digital perlu diterapkan oleh perusahaan asuransi untuk dapat bergerak lebih cepat dan efisien.
Senada dengan hal ini, Bhima Yudhistira, INDEF, juga menyatakan bahwa transformasi digital merupakan salah satu kunci dalam menghadapi era saat ini. Selain itu, pemerintah sebagai regulator juga perlu merumuskan g uideline mitigasi penyelenggaraan layanan elektronik dan perlu berkoordinasi dengan pelaku industri agar guideline yang dihasilkan dapat sesuai dengan kebutuhan bisnis di samping untuk keperluan pengawasan regulator.
Menanggapi hal ini, Rizal Ariansyah, Direktur Keuangan dan Umum IFG menambahkan bahwa saat ini IFG melakukan pengembangan produk dan layanan asuransi terintegrasi, serta efisiensi operasional dengan s hared services, serta mengoptimalkan pemanfaatan penggunaan teknologi informasi berdasarkan data analytic dan pengelolaan b ig data untuk mempermudah penetrasi pasar asuransi.
Sementara itu, Jasindo dan Jasa Raharja, yang merupakan anak perusahaan dari IFG juga turut berperan aktif dalam pemulihan ekonomi Indonesia melalui berbagai program asuransi yang bermanfaat bagi masyarakat.
"Sejalan dengan rencana Pemerintah untuk pemulihan ekonomi Indonesia, Asuransi Jasindo terus dipercaya oleh Pemerintah Indonesia untuk melaksanakan 5 asuransi penugasan. Kelima penugasan itu antara lain, Asuransi Barang Milik Negara (ABMN) yang merupakan inisiasi Kementerian Keuangan dimana Asuransi Jasindo ditunjuk sebagai ketua konsorsium sekaligus penerbit polis. Kemudian ada Jaminan Kesehatan Menteri (Jamkesmen) dan Jaminan Kesehatan Utama (Jamkestama), Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) dan Asuransi
Usaha Ternak Sapi / Kerbau (AUTSK), Asuransi Perikanan Bagi Pembudidaya Ikan Kecil (APPIK), serta Program Bantuan Premi Asuransi Bagi Nelayan (BPAN). Kami berharap program - program ini dapat memberikan dampak positif secara langsung kepada masyarakat,” ucap D iwe Novara, Direktur Pengembangan Bisnis Asuransi Jasindo.
“Pandemi ini bukan hal yang pertama kali terjadi, sehingga untuk perusahaan yang bergerak di bidang keuangan khususnya perasuransian sudah memperhitungkan resiko tersebut.
Kita sudah mempersiapkan antisipasi atas kemungkinan yang kurang mendukung keberhasilan perusahaan dengan melakukan transformasi dan inovasi guna memperkecil terjadinya resiko tersebut antara lain mempermudah proses pengutipan pendapatan berbasis teknologi. Demikian juga dalam berinvestasi pada portofolio investasi yang terjamin keamanannya dan memberi hasil relatif baik. Dalam proses penyerahan santunan juga dilaksanakan dengan berbasis Teknologi Informasi dan berkolaborasi dengan mitra terkait sehingga mempermudah, mempercepat dan lebih akurat.
Semua ini dilaksanakan dengan tetap menjaga GRC dan menerapkan nilai AKHLAK dari pimpinan tertinggi hingga pelaksana di lapangan. Sehingga diharapkan citra industri keuangan khususnya asuransi dan penjaminan dapat meningkatkan kepercayaan publik yang akan membantu percepatan pemulihan ekonomi Indonesia,” u cap M. Wahyu Wibowo, Direktur Manajemen Risiko dan TI PT Jasa Raharja.
Pada tahun 2020, Pemerintah melakukan pembentukan Holding Perasuransian dan Penjaminan dengan menetapkan BPUI menjadi Perusahaan Induk melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 20 tahun 2020 tentang penambahan Penyertaan Modal Negara RI ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan PT. BPUI. Sehubungan dengan pembentukan holding tersebut, berdasarkan Surat Kementerian BUMN Nomor S - 562/MBU/08/2020 tanggal 6 Agustus 2020 tentang Persetujuan Perubahan Brand dan Logo PT. BPUI (Persero) menjadi Indonesia Financial Group (IFG).
Baca Juga
- President Jokowi Reaffirms Commitment to Farmers’ Welfare
- Bapanas Head Ensures Availability of Rice Stock Ahead of Ramadan
- The 7th Abu Dhabi Dialogue in Dubai: Commitment to Enhance Migrant Worker Welfare and Gender Equality
- Rice Stock at Cipinang Central Market Sufficient: President Jokowi
- Investment in Manufacturing Industry Shows Upward Trend in Past Decade: Industry Minister
Komentar