Pemerintah Sebaiknya Menyerap Aspirasi Masyarakat yang Tolak Pengesahaan UU Ciptaker
Thepresidentpost.id - Jakarta - Mantan Juru Bicara Badan Intelijen Negara (BIN) Muchyar Yara meminta pemerintahan Joko Widodo - Ma'ruf Amin dapat menyerap aspirasi seluruh elemen masyarakat yang menolak pengesahan Undang Undang Cipta Kerja.
Belajar dari sejarah pemimpin terdahulu ketika gelombang unjuk rasa yang digalang gerakan mahasiswa dan elemen masyarakat berhasil meruntuhkan rezim Orde Lama dan Orde Baru.
Demo di penghujung Orde Lama yang mengorbankan mahasiswa Arief Rahman Hakim berujung tumbangnya pemerintahan Soekarno. Sedangkan di era Orde Baru menewaskan sejumlah mahasiswa Universitas Trisakti sehingga melengserkan kekuasaan Soeharto dan melahirkan era Reformasi.
"Janganlah tergelincir pada lubang yang sama yang dialami pemimpin - pemimpin di masa lalu," kata Muchyar Yara akhir pekan lalu.
Mengingat, pemimpin sekaliber Proklamator Soekarno dan Soeharto lengser karena gelombang demonstrasi mahasiswa maka pemerintahan saat ini diminta menyikapi aksi unjuk rasa dengan bijak.
"Rangkullah para pendemo itu yang notabene adalah para mahasiswa, pelajar yang juga anak - anakmu sendiri. Pak Jokowi, anda mungkin masih dibutuhkan oleh bangsa ini karenanya mohon jangan ulangi sejarah masa lalu," jelas Muchyar Yara.
Menurutnya, sosok Presiden Jokowi merupakan pemimpin yang bijaksana. Karena itu, dalam situasi seperti ini, seharusnya dapat menunjukkannya di mata rakyat.
"Anda adalah pemimpin yang humble, jujur dan bijaksana. Inilah saatnya anda menunjukan ke - humble - lan anda itu lalu lanjutkan membangun Indonesia," tutur Muchyar Yara.
Jika pemerintah dapat menahan diri tidak terburu - buru mengesahkan UU Cipta Kerja tentu tidak terjadi polemik di tengah masyarakat.
"Pak Jokowi, anda tidak kalah jika mengalah di Undang Undang Ominibus Law ini. Justru anda akan menang dalam sejarah bangsa ini yaitu anda tetap bertahan meskipun didemo besar - besaran, tidak seperti pemimpin - pemimpin yang terdahulu," kata Muchyar Yara.
Namun sebaliknya, jika pemerintah terus bertahan dengan kebijakan sekarang ini karena menganggap sebagai masalah harga diri tentu kisruh di masyarakat tidak akan selesai.
"Maka itulah yang memang diharapkan oleh pihak - pihak yang menghendaki anda jatuh dari kedudukan anda saat ini. Ini adalah pendapat saya sebagai warga negara yang ikut menyaksikan sejarah kejatuhan Bung Karno dan Pak Harto," tandas Muchyar Yara.
Baca Juga
- Gov’t to Continue Disbursing Rice Assistance
- President Jokowi Inaugurates Soedirman National Defense Central Hospital
- After Putin, It's Now the Turn of British and Dutch PMs to congratulate Prabowo
- Celebrating 65 Years of Indonesia - Cambodia Relations: Indonesian Embassy in Phnom Penh Organizes Roundtable Dialogue
- President Jokowi Receives Letters of Credence from Nine New Ambassadors
Komentar