WHO Punya Pendekatan Baru Atasi Covid Tanpa Lockdown
Thepresidentpost.id - Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) minta penghentian lockdown atau penguncian sebuah kota atau negara akibat pandemi virus corona. WHO punya saran pendekatan baru.
Selama tujuh bulan penguncian telah digunakan untuk mengendalikan virus corona di seluruh dunia. Sekarang, seorang pejabat WHO mempertanyakan keberhasilan kebijakan lockdown itu kecuali malah semakin memperburuk situasi.
Dr David Nabarro dari WHO yang menyerukan para pemimpin dunia untuk berhenti "menggunakan penguncian sebagai metode pengendalian utama negara dan ekonomi" dari virus corona.
Dia mengklaim bahwa satu - satunya yang dicapai dari penguncian ini adalah kemiskinan - tanpa menyebutkan potensi nyawa yang diselamatkan.
"Penguncian hanya memiliki satu konsekuensi yang tidak boleh Anda remehkan, dan itu membuat orang miskin menjadi semakin miskin," kata Dr Nabarro seperti dikutip news.com.au, dan Repubkika Senin (12 Oktober 2020).
“Kami di Organisasi Kesehatan Dunia tidak menganjurkan penguncian sebagai cara utama pengendalian virus ini,” kata Dr Nabarro kepada The Spectator.
“Satu - satunya saat kami yakin bahwa penguncian dapat dibenarkan adalah untuk memberi Anda waktu untuk mengatur ulang, menyusun kembali, menyeimbangkan kembali sumber daya Anda, melindungi petugas kesehatan Anda yang kelelahan, tetapi pada umumnya, kami lebih suka tidak melakukannya," demikian penegasan WHO.
Kritik utama Dr Nabarro terhadap penguncian akibat corona setelah melihat dampak global di mana ekonomi yang lebih miskin telah terpengaruh secara tidak langsung.
“Lihat saja apa yang terjadi dengan industri pariwisata di Karibia, misalnya, atau di Pasifik karena orang - orang tidak berlibur,” kata Dr Nabarro.
“Lihat apa yang terjadi pada petani kecil di seluruh dunia. Lihat apa yang terjadi dengan tingkat kemiskinan. Kita mungkin memiliki dua kali lipat kemiskinan dunia pada tahun depan. Setidaknya dua kali lipat dari malnutrisi anak bakal muncul."
Penguncian Melbourne telah dipuji sebagai salah satu yang paling ketat dan terpanjang di dunia. Saat penguncian Spanyol pada bulan Maret, orang tidak diizinkan meninggalkan rumah kecuali untuk membawa hewan peliharaan mereka berjalan - jalan.
Di China, pihak berwenang menutup pintu untuk mencegah orang meninggalkan rumah mereka. WHO menganggap langkah - langkah ini sebagian besar tidak perlu.
Sebaliknya, Dr Nabarro menganjurkan pendekatan baru untuk mengendalikan virus. Ia meminta kepada semua pemimpin dunia untuk berhenti menggunakan kuncian sebagai metode kendali utama.
WHO menyarankan untuk mengembangkan sistem yang lebih baik untuk melakukannya. Bekerja sama dan belajar dari satu sama lain menjadi salah satu kunci sukses atasi pandemi corona.
Pesan yang disampaikan WHO ini seiring dengan sikap ahli kesehatan. Sejumlah ahli kesehatan dari seluruh dunia berkumpul bersama menyerukan diakhirinya penguncian virus corona pada awal pekan ini.
Mereka membuat petisi, yang disebut Deklarasi Great Barrington, yang mengatakan bahwa penguncian adalah "kerusakan yang tidak dapat diperbaiki".
“Sebagai ahli epidemiologi penyakit menular dan ilmuwan kesehatan masyarakat, kami memiliki keprihatinan besar tentang dampak merusak kesehatan fisik dan mental dari kebijakan COVID - 19 yang berlaku, dan merekomendasikan pendekatan yang kami sebut Perlindungan Terfokus,” bunyi petisi tersebut.
Baca Juga
- Minister of Trade at the Launch of EPIC Sale
- President Subianto Meets with Pakistani PM to Boost Economic, Trade Cooperation
- Jababeka and PT Commuter Anak Bangsa Inaugurates a New Transportation Service in Jababeka City
- Govt to Form Task Force to Tackle Online Gambling
- Carsurin and NBRI Strengthen Strategic Alliance to Propel Indonesia’s EV Industry
Komentar