Sempat Jeblok ke Level 27,5, Menperin Agus Berhasil Kerek PMI Manufaktur Kembali Ekspansif, Pelaku Industri: Ini Sangat Menggembirakan!
Thepresidentpost.id - Jakarta, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Perkasa Roeslani mengungkapkan rasa gembiranya terkait beberapa indikator ekonomi yang sudah mulai menunjukkan pemulihan pada kuartal empat atau tepatnya di Desember 2020 lalu.
Bahkan dirinya sangat optimistis di tahun 2021 ini akan menjadi momentum pemulihan industri dan ekonomi nasional.
“Kita bisa lihat, PMI manufaktur telah kembali ke level ekspansif dan indeks keyakinan konsumen mulai mengalami peningkatan," kata Rosan dalam keterangannya yang dikutip redaksi Thepresidentpost.id pada Selasa (5/1).
"Ini sangat menggembirakan,” pungkasnya.
Sekadar diketahui, aktivitas industri manufaktur di tanah air menunjukkan kinerja yang gemilang pada bulan desember tahun 2020.
Hal tersebut tercermin dari Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Desember 2020 yang tercatat di level 51,3.
Torehan tersebut naik dibanding capaian bulan November yang berada di posisi 50,6.
Bahkan hasil tersebut meningkat nyaris separuhnya dari catatan PMI Manufaktur Indonesia pada April lalu yang merosot hingga menyentuh level 27,5.
Angka itu disebut - sebut sebagai yang terendah sepanjang 9 tahun terakhir dan berakibat pada sejumlah pabrik terpaksa menutup produksi lantaran anjloknya permintaan akibat pandemi dampak pandemi Covid 19.
Direktur Ekonomi IHS Markit, Andrew Harker juga turut menyampaikan apresiasinya terhadap capaian PMI Manufaktur Indonesia.
"Kenaikan ini merupakan tercepat kedua dalam sejarah survei selama hampir sepuluh tahun," ujarnya beberapa waktu lalu.
Dikatakannya, secara umum dengan data PMI terbaru yang mengalami kenaikan dalam kurun dua bulan berturut - turut, perusahaan di indonesia memiliki catatan akhir yang positif.
Data tersebut juga menunjukkan peningkatan sedang pada kondisi bisnis, dan paling tinggi selama sepuluh bulan.
“Namun, jalan masih panjang mengingat gangguan parah yang disebabkan oleh pandemi Covid - 19, tetapi produsen setidaknya yakin dengan prospek tahun 2021,” tegasnya.
Sementara itu, Menteri Perindusterin Agus Gumiwang Kartasasmita yang dihubungi redaksi Thepresidentpost.id pada Selasa (5/1/2021) mengucapkan rasa syukurnya atas berbagai strategi kebijakan dan kerja keras Kemenperin bersama - sama seluruh stake holder dapat mengembalikan PMI Manufaktur Indonesia ke level 51,3.
“Alhamdulillah, ini capaian yang luar biasa. Saya berterima kasih kepada para pelaku industri yang tetap berusaha semaksimal mungkin mengoptimalkan sumber daya yang ada di tengah keterbatasan yang ada," ucapnya.
"Hal ini juga menunjukkan bahwa langkah - langkah kebijakan Kementerian Perindustrian mampu mendorong hal ini," terangnya lagi.
Sebelumnya, bila menilik yang terjadi pada perekonomian sepanjang tahun kemarin, Indonesia pernah terpuruk atau mengalami titik terendahnya (rock bottom) di triwulan II/2020.
Dampak tersebut - pun terpaksa berlanjut hingga triwulan III/2020 yang masih mengalami kontraksi minus 3,4 persen (yoy).
Namun, meski demikan kondisi tersebut masih lebih baik dibandingkan dengan beberapa negara lain, seperti Jerman, Singapura, Filipina, Spanyol, dan Meksiko yang rata - rata mengalami kontraksi rata - rata minus 4 persen.
Menurut Menperin Agus, berbagai rangkaian kebijakan yang digelontorkan pemerintah telah menjadi modal yang kuat bagi Indonesia bisa memasuki tahap pemulihan ekonomi.
“Pemerintah optimistis seluruh rangkaian strategi dan kebijakan yang telah dilakukan akan mempercepat pemulihan ekonomi," tegasnya.
Menperin juga mengungkap bahwa faktor makro ekonomi mulai terlihat turut mendorong pemulihan, yakni permintaan domestik dan keyakinan konsumen yang saat ini disebutnya mulai membaik.
“Hal ini juga mendorong produksi atau supply side. Lalu, IHSG dan nilai tukar rupiah juga terus menguat bahkan kembali ke level pre - Covid - 19,” ungkapnya.
Optimisme Pemulihan Industri di 2021
Menperin Agus menyebut setidaknya ada tiga subsektor yang diproyeksi mampu mencatatkan akselerasi pertumbuhan ciamik pada tahun ini.
Mereka adalah sektor industri makanan, minuman, serta kertas dan barang dari kertas.
"Industri minuman misalnya, dapat tumbuh 4,39% secara tahunan pada 2021," terang Agus.
Selain sektor - sektor itu, Agus juga menegaskan pihaknya akan terus memberikan perhatian khusus pada beberapa sektor industri manufaktur lainnya.
Seperti industri farmasi, produk obat, kimia, obat tradisional, bahan kimia, barang dari bahan kimia, logam dasar, dan makanan.
Agus optimis, industri - industri tersebut akan kembali ke jalur positif dan kembali bergairah.
“Dengan asumsi pandemi sudah bisa dikendalikan dan aktivitas ekonomi sudah bisa kembali pulih, kami memproyeksikan pertumbuhan industri manufaktur pada 2021 akan tumbuh 3,95%,” tukasnya.
Optimisme tersebut juga sejalan dengan investasi pada industri pengolahan nonmigas yang masih tumbuh positif.
Meski pertumbuhan PDB diproyeksikan terkontraksi 2,22% pada 2020 lalu, namun nilai investasinya justru meningkat dan berpotensi melonjak tahun ini.
"Nilai investasi industri pengolahan nonmigas pada 2020 diperkirakan mencapai Rp265,28 triliun atau naik 24,48% dari realisasi investasi pada 2019 senilai Rp213,11 triliun," jelas Agus.
"Pada tahun ini, investasi diproyeksikan naik 21,97% menjadi Rp323,56 triliun," pungkasnya.
Baca Juga
- Govt offers incentives for investors to build EV factories: Industry Minister
- 131,600 Households Enjoy Easy Access to Free Electrical Installation in 2023
- Indonesian Language Goes Global Through Workshop in Japan
- President Jokowi: Higher Education Plays Crucial Role in Producing Outstanding Human Resources
- Gradiant’s H+E Wins Contract in Germany to Build Water Treatment Facility for One of the Largest Semiconductor Fabs
Komentar