Sah! Perusahaan Induk BUMN Beli Saham Vale Senilai Rp 5,52 Triliun
Thepresidentpost.id - Jakarta - Perusahaan Induk Badan Usaha Milik Negara Mining Industri Indonesia (MIND ID) telah menuntaskan pembelian 20 persen saham divestasi Vale Indonesia yang dimiliki Vale Canada Limited (VCL) dan Sumitomo Metal Mining Co Ltd (SMM) sebagai pemegang saham mayoritas.
Dalam transaksi yang berlangsung pada Rabu (7/10), VCL telah melepas sahamnya sebesar 14,9 persen dan SMM sebesar 5,1 persen seharga Rp 2.780 per lembar saham atau senilai total Rp5,52 triliun.
"Dengan transaksi ini kami berhasil menambah lagi kepemilikan negara di sektor pertambangan. Indonesia merupakan salah satu produsen nikel terbesar di dunia sehingga transaksi saham Vale Indonesia menjadi bagian penting dalam hilirisasi industri pertambangan nasional yang punya peran strategis dalam industri nikel global," ujar Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (8/10).
Erick Thohir mengatakan, akuisisi Vale juga sebagai langkah untuk memperkuat value chain di Indonesia, serta pengembangan industri baterai untuk mobil listrik sebagai bagian proses transformasi sistem energi.
Dengan pembelian ini, komposisi kepemilikan saham Vale Indonesia menjadi Vale Group 44,34 persen, MIND ID 20 persen, SMM 15,03 persen, Sumitomo Corporation 0,14 persen, dan publik 20,49 persen.
Erick menegaskan, transaksi ini merupakan langkah konkret setelah pada Juni lalu, para pihak telah menandatangani perjanjian jual beli saham (shares purchase agreement). PTVI sendiri memiliki salah satu aset nikel terbaik dan terbesar di dunia.
Divestasi saham 20 persen ini merupakan kewajiban amandemen dari Kontrak Karya (KK) pada tahun 2014 antara pemerintah dengan Vale Indonesia yang harus dilaksanakan lima tahun setelah amandemen tersebut.
KK PTVI akan berakhir pada 2025 dan dapat diubah atau diperpanjang menjadi izin usaha pertambangan khusus (IUPK) sesuai peraturan perundang - undangan.
Erick Thohir mengatakan pembelian saham Vale Indonesia oleh MIND ID sesuai dengan mandat BUMN untuk mengelola cadangan mineral strategis Indonesia dan juga hilirisasi industri pertambangan nasional, terutama nikel domestik nikel sehingga akan menghasilkan produk domestik nilai ekonomis hingga 4 - 5 kali lipat lebih tinggi dari produk hulu.
"Dengan menjadi pemegang saham terbesar kedua, MIND ID akan memiliki akses strategis untuk mengamankan pasokan bahan baku untuk industri hilir nikel Indonesia. Baik untuk hilirisasi industri nikel menjadi stainless steel maupun menjadi baterai kendaraan listrik," katanya.
Indonesia selama ini dikenal sebagai produsen dan eksportir nikel, bahan baku utama EV Battery, terbesar dunia yang menguasai 27 persen kebutuhan pasar global. Sejak kebijakan ekspor nikel dilarang per 1 Januari 2020, MIND ID ditantang untuk melakukan inovasi dan restrukturisasi model bisnis dalam industri ini, sekaligus meningkatkan value chain dari nikel Nusantara yang berlimpah.
Tak hanya pembangunan pabrik lithium - ion yang rencananya di dekat dua tambang nikel milik PT Antam di Tanjung Buli, Halmahera Timur dan di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara agar bisa berkompetisi di pasar EV Battery dunia yang 27,9 persen dikuasai China, MIND ID juga akan fokus terhadap nikel sebagai bisnis utama dengan membangun ekosistem pengembangan industri jenis mineral ini demi hilirisasi produk dalam negeri serta membuka peluang untuk bekerja sama.
Baca Juga
- Govt to Form Task Force to Tackle Online Gambling
- Carsurin and NBRI Strengthen Strategic Alliance to Propel Indonesia’s EV Industry
- Jababeka (KIJA) Targets Marketing Sales of IDR 2.5 Trillion in 2024
- Celebrating 65 Years of Indonesia - Cambodia Relations: Indonesian Embassy in Phnom Penh Organizes Roundtable Dialogue
- Electric Cars are Indonesian Automotive Industry’s Future, President Jokowi Says
Komentar