Ya Ampun! Ramalan Bank Dunia Bikin Bulu Kuduk Berdiri, Masyarakat Miskin di Indonesia Tak Akan Sanggup Beli Makan
Thepresidentpost.id - Jakarta - Bank Dunia merevisi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Di mana PDR Riil akan berada di - 2,2% tahun 2020.
Dalam laporan Indonesia Economic Prospects Desember 2020: Toward a Secure and Fast Recovery, Bank Dunia mengindikasikan bahwa RI akan menyelesaikan tahun ini dalam resesi.
"Pertama kali dalam dua dekade," tulis laporan itu dikutip, Sabtu (19/12/2020).
Proyeksi ini merupakan yang terbaru dari sebelumnya di September - 1,6%. Meski menyebut ekonomi sudah mulai pulih dari kontraksi signifikan di kuartal II sebesar - 5,3%, pemulihan tak merata di semua sektor.
Sektor - sektor dengan intensitas kontak yang tinggi seperti pekerjaan yang sulit dilakukan dengan jarak jauh dan yang mengandalkan interaksi langsung dengan pelanggan - transportasi, perhotelan, pedagang grosir dan ritel, konstruksi, manufaktur - mengalami dampak yang sangat keras. Bank Dunia menyebut baru sebagian saja pulih.
Sektor - sektor yang lebih sedikit intensitas kontaknya seperti keuangan, pendidikan, telekomunikasi dan informasi lebih mampu bertahan.
Sektor - sektor yang terekspos dengan permintaan asing yang tinggi, seperti pertambangan dan manufaktur, sedikit terlindungi oleh pemulihan perdagangan global dan peningkatan sebagian harga komoditas dari tingkat terendahnya pada pertengahan 2020.
Beberapa indikator pasar tenaga kerja lebih lemah secara signifikan dibandingkan sebelum krisis. Respon kebijakan moneter terhadap krisis, dinilai Bank Dunia sudah kuat, namun memiliki risiko ke uang an makro yang perlu dikelola
Respon fiskal untuk menyelamatkan nyawa dan pekerjaan serta menstimulasi pemulihan sudah sangat nyata. Walau relatif rendah dibandingkan negara - negara sepadan, utang publik meningkat, dan ruang fiskal berisiko mengetat jika tidak ada reformasi yang dilakukan
"Ini mencerminkan pemulihan yang lebih lemah daripada perkiraan pada kuartal III dan sebagian kuartal IV dan pembatasan mobilitas dan jarak sosial (social distancing) yang masih akan terus ada di tengah meningkatnya kasus - kasus Covid - 19," tulis laporan itu lagi.
Meski begitu, di 2021, Bank Dunia memprediksi ekonomi positif 4,4%. Di 2020, ekonomi juga akan tumbuh 4,8%.
"Tapi, pertumbuhan dapat merosot menjadi 3,1% pada 2021 dan 3,8% pada 2022 di bawah skenario buruk (downside scenario) pengetatan mobilitas dan pembatasan sosial yang berat di Indonesia, pertumbuhan global yang lebih lemah dan harga komoditas," tulis laporan itu lagi.
"Kinerja pertumbuhan jangka menengah Indonesia amat bergantung pada penanggulangan potensi dampak negatif krisis terhadap investasi, produktivitas dan modal manusia. Ini membutuhkan perbaikan efektivitas respons krisis dan reformasi struktural untuk mengangkat potensi pertumbuhan."
Masyarakat miskin dan rentan di Indonesia diramal semakin tak mampu membeli makanan pokok. Ini menjadi salah satu masalah yang muncul akibat pandemi corona (Covid - 19).
"Keamanan pangan di Indonesia mengalami tantangan. Pasokan pangan ini lebih banyak dinikmati oleh mereka yang mampu membeli makanan dan tidak demikian dengan mereka yang miskin," kata Country Director World Bank untuk Indonesia dan Timor - Leste, Satu Kahkonen.
Ia mengatakan rumah tangga dengan tingkat pendapatan rendah mengalami "food insecurities". Oleh karena itu masalah keamanan pangan ini perlu diperhatikan pemerintah.
"Bukan hanya di tingkat pertanian ataupun juga produksi, tetapi juga di tahap perdagangan serta daya saing pada saat memasuki pasar," katanya lagi.
"Ini adalah waktunya, sehingga kita bisa mendorong reformasi di bidang pangan untuk keterjangkauan dan ragam makanan bergizi di Indonesia." (CNBC)
Baca Juga
- 9 Reasons to Invest in Kota Jababeka with Profit Potential
- President Prabowo Attends D-8 Summit in Egypt
- Gov’t to Continue Disbursing Rice Assistance
- President Jokowi Inaugurates Soedirman National Defense Central Hospital
- After Putin, It's Now the Turn of British and Dutch PMs to congratulate Prabowo
Komentar