Masyarakat Tetap Disiplin 3M Setelah Vaksin Tiba
Thepresidentpost.id - Jakarta - COVID - 19 merupakan penyakit yang menuntut setiap orang disiplin menerapkan protokol kesehatan. Disiplin yang utama tentunya menerapkan 3M (Memakai masker, Menjaga jarak, Mencuci tangan), kemudian gaya hidup sehat seperti, istirahat yang teratur, mengkonsumi buah dan sayur, serta berolah raga untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
Gaya hidup yang sehat ini dianjurkan oleh para ahli meski vaksin COVID - 19 sudah tiba nanti.
“Pada dasarnya menerapkan protokol kehidupan bersih dan sehat tidak perlu karena saat ada pandemi COVID - 19, namun diterapkan juga setelah pandemi COVID - 19. Kapanpun dimanapun kita harus menerapkan hidup bersih dan sehat, mulai dari memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak. Harapannya, kita semua bekerja sama untuk menyehatkan masyarakat”, ujar Dr. Ede Surya Darmawan SKM., MDM, Ketua Umum Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) melalui keterangan yang diterima redaksi pada Rabu (2/12).
“Keamanan dalam perawatan pasien COVID - 19 sangat tinggi, ini agar tidak terjadi infeksi kepada petugas kesehatan sehingga pelayanan kesehatan pun menggunakan alat pelindung khusus, lalu ruangan perawatannya kadang - kadang kalau sudah gejala sedang atau berat perlu ruangan khusus dengan biaya tinggi, jadi wajar kalau biaya perawatan COVID - 19 ini rata - rata Rp184 juta”, ujar Dr. Ede.
Pemerintah pun melakukan berbagai upaya pencegahan demi menghentikan penularan COVID - 19 dan menekan kerugian ekonomi yang diakibatkannya, termasuk menghadirkan vaksin COVID - 19.
Vaksin sebagai upaya intervensi kesehatan masyarakat yang efektif sudah terbukti sejak lama. Sejak 1956 Indonesia sudah berhasil menghilangkan beberapa penyakit menular melalui program imunisasi.
“Cacar sudah hilang dari Indonesia, kemudian difteri, karena itu mari kita laksanakan program untuk COVID - 19 begitu vaksinnya diumumkan sudah aman dan manjur oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), mari kita sama - sama dukung supaya ini bisa kita lakukan, karena vaksinasi sudah terbukti sebagai sarana kesehatan untuk menghilangkan penyakit”, ujar Dr. Ede.
“Sebenarnya, kontribusi masyarakat dalam program vaksin mandiri tidak ada masalah. Dalam program vaksinasi yang lama juga begitu, ini yang harus dipahami nantinya, ada yang bisa dibiayai pemerintah terutama bagi tenaga kesehatan kemudian yang lain diharapkan program mandiri agar prosesnya cepat, mengingat targetnya 70% dari jumlah populasi, jadi kita memang membutuhkan waktu. Karena itu 3M itu tidak boleh lepas, perlu waktu lama untuk program vaksinasi,” tambah Dr. Ede.
“Sekali lagi saya ingatkan, biasakan hidup sehat, kemudian mari kita jaga keamanan diri kita agar tidak tertular dengan 3M. Berikutnya, mari kita dukung pelaksanaan vaksinasi dalam rangka meningkatkan imunitas tubuh kita. Begitu vaksin sudah hadir, masyarakat diharapkan yakin bahwa vaksin itu dikembangkan oleh para peneliti dan dokter sehingga tingkat keamanan dan efektivitasnya juga baik. Perlu diingat, biaya vaksinasi jauh lebih murah daripada diobati karena sakit”, tutup Dr. Ede.
Baca Juga
- Govt to Form Task Force to Tackle Online Gambling
- Carsurin and NBRI Strengthen Strategic Alliance to Propel Indonesia’s EV Industry
- Jababeka (KIJA) Targets Marketing Sales of IDR 2.5 Trillion in 2024
- Celebrating 65 Years of Indonesia - Cambodia Relations: Indonesian Embassy in Phnom Penh Organizes Roundtable Dialogue
- Electric Cars are Indonesian Automotive Industry’s Future, President Jokowi Says
Komentar