Daewoong Pharmaceutical Mengembangkan Niclosamide Sebagai Perawatan Twindemic
Thepresidentpost.id - Jakarta - Di tengah krisis COVID - 19 yang berkepanjangan di seluruh dunia, kekhawatiran akan "twindemic" (epidemi ganda) semakin meluas. Twindemic merupakan sebuah fenomena di mana dua pandemi yang berbeda dapat terjadi secara bersamaan dan dalam hal ini, influenza dan COVID - 19 menerpa pada waktu yang sama.
Dikutip dari pemberitaan Fox News pada bulan Oktober lalu, Health Administration di Arkansas, Amerika Serikat mengumumkan bahwa satu pasien berusia 65 tahun atau lebih telah meninggal dunia akibat flu pada tanggal 24 Oktober. Sejak akhir September, kasus flu di Arkansas secara kumulatif telah mencapai sekitar 118 kasus dan telah menimbulkan kekhawatiran bahwa twindemik akan mungkin terjadi dalam waktu dekat.
Oleh sebab itu, sudah banyak perusahaan farmasi di seluruh dunia yang fokus mengembangkan pengobatan dan vaksin COVID - 19 untuk mengakhiri pandemi ini. Daewoong Pharmaceutical, perusahaan perawatan kesehatan global di Korea Selatan, juga berfokus untuk mengembangkan pengobatan COVID - 19 bernama Niclosamide. Secara khusus, Niclosamide memiliki efek pengobatan flu yang telah dibuktikan dalam sebuah uji klinis yang dilakukan pada subjek hewan. Pengobatan ini juga diharapkan dapat dimanfaatkan untuk mengatasi fenomena twindemic.
Niclosamide Memiliki Efek Antiviral Luar Biasa
Niclosamide dikenal sebagai obat mekanisme yang dapat menghambat penetrasi dan masuknya virus ke dalam sel tubuh manusia. Daewoong Pharmaceutical mulai mengembangkan pengobatan COVID - 19 untuk 'Niclosamide' yang terbukti memiliki efek antivirus yang sangat baik berdasarkan hasil penelitian dari Institut Pasteur Korea pada bulan April.
Menurut hasil penelititan regenerasi obat COVID - 19 yang dilakukan oleh Kementerian Sains dan TIK Korea Selatan untuk mendukung upaya tanggap darurat dan keselamatan masyarakat, Niclosamide menunjukkan kekuatan antivirus 40 kali lebih tinggi dibandingkan dengan Remsivir yang sedang dikembangkan di dalam dan luar negeri sebagai pengobatan COVID - 19 melalui eksperimen sel. Niclosamide juga memiliki kekuatan antivirus 26 kali lebih tinggi dibandingkan dengan Chloroquine.
'DWRX2003' dari Daewoong Pharmaceutical Mengatasi Kekurangan Dalam Pemberian Secara Oral
Meskipun memiliki efek antivirus yang sangat baik, Niclosamide memiliki kekurangan karena konsentrasi obat dalam darah akan menurun ketika dikonsumsi secara oral. DWRX2003 (nama bahan Niclosamide) merupakan sebuah produk yang dikembangkan bersamaan dengan Niclosamide sebagai mekanisme injeksi pelepasan berkelanjutan dengan memanfaatkan teknologi pemberian obat milik Daewoong Group. △ Mekanisme injeksi ini mampu meningkatkan penyerapan obat yang rendah saat obat diberikan secara oral. △ Diharapkan dapat menjaga tingkat konsentrasi obat sehingga mampu mengobati penyakit hanya dengan sekali pemberian. △ Dapat menghindari efek samping pada sistem pencernaan (seperti mual, muntah, dll.) apabila obat diberikan secara oral.
Mempercepat Uji Klinis Global Niclosamide
Daewoong Pharmaceutical (CEO Sengho Jeon) telah memperoleh izin dari Kementerian Keamanan Makanan dan Obat (MFDS) pada bulan Oktober lalu untuk melakukan uji klinis fase pertama pengembangan DWRX2003 di Korea Selatan. Uji klinis fase pertama untuk pengembangan "DWRX2003" (nama bahan Niclosamide) di Korea Selatan telah dilaksanakan di Chungnam National University Hospital pada subjek manusia yang sehat dan pemberian obat dilakukan pada bulan November. Dalam uji klinis ini, Niclosamide dan plasebo diberikan secara acak melalui penyamaran ganda dan penerapan kontrol plasebo. Obat juga diberikan dalam satu waktu untuk memastikan keamanan dan menjaga tingkat konsentrasi obat dalam darah.
Daewoong Pharmaceutical juga mempercepat pengembangan global dengan melakukan uji klinis DWRX2003 fase pertama di India dan Filipina, termasuk Korea. Di India, uji klinis fase pertama dan kedua telah memastikan keamanan pengobatan pada kelompok subjek pertama. Uji klinis pada kelompok subjek ketiga juga sedang berlangsung dengan lancar. Data subjek ras Kaukasia yang diperoleh dari uji klinis yang dilakukan di India akan digunakan sebagai data keamanan antar ras dan farmakokinetik saat melakukan uji klinis secara global seperti di Amerika Serikat dan Eropa.
.Di Filipina, uji klinis fase pertama dilakukan pada pasien COVID - 19 untuk meneliti keamanan dan efek pengobatan secara bersamaan. Daewoong Pharmaceutical berencana untuk melanjutkan uji klinis fase kedua dan ketiga pada tingkat multinasional tahun ini berdasarkan hasil uji klinis fase pertama. Daewoong Pharmaceutical juga akan segera mengajukan permohonan Accelerated Approval (Proses Pesetujuan Obat Jalur Cepat) dan Emergency Use Authorization (Izin Penggunaan Obat Darurat) setelah mendapatkan hasil uji klinis fase kedua.
Baru - baru ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan di Australia telah memberikan izin untuk melakukan uji klinis fase pertama. Mulai bulan November, akan dilakukan survei terhadap sekitar 30 subjek sehat untuk memastikan hasil keamanan dan data farmakokinetik yang selanjutnya dapat mempercepat uji klinis secara global. Mengamankan data keamanan dan farmakokinetik dari berbagai ras subjek diharapkan dapat mempercepat perkembangan saat menerapkan uji coba pascaklinis secara langsung di berbagai negara.
Efektif melawan COVID - 19 serta Influenza
Sementara itu, Daewoong Pharmaceutical juga telah membuktikan tingkat kematian yang rendah akibat influenza melalui uji klinis DWRX2003 sebagai pengobatan infeksi virus korona yang dilakukan pada subjek hewan. Pengujian pada subjek hewan dilakukan karena jumlah kasus twindemic di mana pasien mengidap COVID - 19 dan influenza secara bersamaan semakin meningkat dan menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia.
Uji kemanjuran Niclosamide pada subjek hewan menunjukkan bahwa tingkat kematian sebesar 40% pada kelompok plasebo. Sementara itu, kelompok subjek yang diberikan Niclosamide 12 jam sebelum atau 7 hari setelah disuntikkan virus menunjukkan angka kematian 0%. Secara khusus, skor gejala klinis pada hari kedua pemberian Niclosamide menunjukkan peningkatan yang luar biasa hingga 75% dibandingkan dengan kelompok kontrol, meskipun pengobatan diberikan pada saat gejala klinis memburuk pada hari infeksi ke - 7.
"Kami memfokuskan upaya kami pada pengembangan pengobatan untuk merawat pasien COVID - 19 dan melakukan yang terbaik untuk mengembangkan pengobatan yang efektif untuk penyakit virus menular lainnya. Riset dan pengembangan akan terus kami percepat untuk mengakhiri twindemic di Indonesia dan dunia,” kata Sengho Jeon, CEO Daewoong Pharmaceutical.
Baca Juga
- Minister of Trade at the Launch of EPIC Sale
- President Subianto Meets with Pakistani PM to Boost Economic, Trade Cooperation
- Jababeka and PT Commuter Anak Bangsa Inaugurates a New Transportation Service in Jababeka City
- Govt to Form Task Force to Tackle Online Gambling
- Carsurin and NBRI Strengthen Strategic Alliance to Propel Indonesia’s EV Industry
Komentar