Yayasan Dian Sastrowardoyo dan Magnifique Menggelar Webinar M-Class Keempat dengan Tema Sustainable Fashion
Thepresidentpost.id - Jakarta - Industri fashion merupakan salah satu industri terbesar di dunia. Tidak hanya berhasil membuka banyak lapangan kerja dan nilai ekonomi tinggi, industri fashion juga penyumbang devisa negara non migas dari hasil ekspor - nya.
Sayangnya, karena gaya hidup dan tren, industri fashion juga menghasilkan limbah yang sangat masif dan menjadi salah satu penyumbang sampah terbesar di dunia.
Sepanjang tahun 2019, menurut Fashion Industry Waste Statistic & zerowaste.id, secara global industri mode menyumbang 20% dari limbah air dunia dan 10% emisi karbon dunia. Apakah ada solusi akan masalah ini
Atas dasar kepedulian ini, Yayasan Dian Sastrowardoyo (YDS) dan Magnifique Indonesia menggelar webinar keempat dengan tema "Mengenal Lebih Dalam Sustainable Fashion" yang ditujukan untuk para mahasiswa dan komunitas pecinta fashion maupun pelaku industri terkait sebagai pesertanya.
Chitra Subyakto, pendiri dan direktur kreatif Sejauh Mata Memandang bertindak sebagai pemateri, dan Webinar dipandu oleh pekerja seni Dian Sastrowardoyo. M - Class kali ini juga didukung penuh oleh Samsung melalui produk smartphone Galaxy Note 20.
Webinar kali ini dihadiri oleh 202 peserta dari berbagai daerah di Indonesia, dan seperti pelaksanaan M - Class sebelumnya, penyelenggara Webinar juga memberikan subsidi kuota internet dan bantuan transportasi kepada sebagian peserta yang memerlukan, khususnya mahasiswa dan komunitas di wilayah Indonesia Timur yang kesulitan secara biaya maupun akses ke acara belajar jarak jauh seperti Webinar ini.
“Saya senang sekali ikut webinar ini karena mendapat pengetahuan berharga tentang menjadi bagian dari industri mode yang bertanggung jawab. Kami pun mendapat kesempatan menunjukan kain tenun Terfo yang terbuat dari serat alam asli dan ramah lingkungan.” ujar Periskila Ambani, Ketua Komunitas Tenun Terfo Sarmi - Papua melalui keterangan yang diterima redaksi pada Minggu (22/11).
“Banyak hal baru yang saya pelajari dari Webinar kali ini, khususnya tentang gaya hidup kita sehari - hari, terutama pemakaian pakaian dan fashion yang berdampak besar ke lingkungan.” ujar Dian Sastrowardoyo, pekerja seni dan moderator M - Class.
“Dengan mengajak teman - teman mahasiswa dan komunitas untuk ikut acara ini, kita juga ikut menyebarkan informasi penting dan mengedukasi konsumen untuk lebih sadar akan dampak lingkungan sebagai konsekuensi pilihan dan gaya hidup kita," tambah Dian Sastrowardoyo.
“SMM adalah pesan cinta kami terhadap Indonesia dan bumi. Kami mencoba lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan, memberdayakan masyarakat dan mengangkat kekayaan wastra Indonesia dan mengemasnya ke dalam hidup sehari - hari. Penggunaan bahan daur ulang serta memanfaatkan materi bahan dari pabrik - pabrik tekstil yang tidak terpakai, yang dikenal dengan istilah deadstock adalah salah satu cara agar kita tidak menambah sampah. Kami senang terlibat di kegiatan Webinar seperti ini karena penting sekali masyarakat luas paham dan sadar akan kerusakan alam saat ini dan ikut berperan aktif untuk merawat bumi tempat kita tinggal," tambah Chitra Subyakto dari Sejauh mata Memandang (SMM).
M - Class adalah program inisiatif dari Magnifique dan Yayasan Dian Sastrowardoyo untuk berkontribusi menyebarkan ilmu melalui belajar daring.
M - Class dilakukan setiap bulan dengan menghadirkan para pembicara yang kompeten dan topik yang berbeda. Selain Webinar gratis, M - Class juga memberikan kuota internet untuk peserta yang mempunyai keterbatasan akses maupun dana agar tidak terbebani dalam mengikuti acara.
“Kami mengharapkan lebih banyak lagi kolaborator yang bersinergi bersama kami, baik dalam hal pengajaran, penyediaan komunitas maupun sebagai sponsor,” tukas Arifaldi Dasril, Managing Partner Magnifique.
Tag
Baca Juga
- 9 Reasons to Invest in Kota Jababeka with Profit Potential
- President Prabowo Attends D-8 Summit in Egypt
- Gov’t to Continue Disbursing Rice Assistance
- President Jokowi Inaugurates Soedirman National Defense Central Hospital
- After Putin, It's Now the Turn of British and Dutch PMs to congratulate Prabowo
Komentar