Minggu, 17 November 2024|Jakarta, Indonesia

Kementan Dorong Investasi Jagung Rendah Aflatoksin di Gunung Kidul

Wiyanto

Jumat, 20 November 2020 - 07:43 WIB

Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan, Kementan, Gatut Sumbogodjati
Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan, Kementan, Gatut Sumbogodjati
A A A

Thepresidentpost.id - Jakarta - Permintaan industri olahan pati jagung terhadap jagung rendah aflatoxin yang cukup tinggi mencapai 1 juta ton per tahun membuka peluang investasi yang cukup terbuka lebar dan menguntungkan. Peluang investasi tersebut telah disambut baik investor di Kabupaten Gunung Kidul sebagai salah satu sentra utama jagung di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Salah satu investor yang mulai bergerak, yakni PT. Sumber Kamulyan Nusantara, saat ini dalam proses membangun processing unit (pengeringan) jagung rendah aflatoxin di Kecamatan Semanu Kabupaten Gunung Kidul. Tentunya Kementan menyambut baik rencana tersebut dan mendukung dari sisi Pemerintah.

Untuk mengawal komitmen investasi tersebut, Kementan memfasilitasi pertemuan untuk mensosialisasikan pengembangan Jagung Rendah Aflatoxin (JRA) di Gunung Kidul tanggal 16 November 2020 dengan menghadirkan beberapa gabungan kelompok tani (Gapoktan) Jagung Kecamatan Semanu dan industri pengolahan pati jagung PT. Aneka Agro sebagai pengguna JRA, Direktorat Serealia, Dinas Pertanian Provinsi DIY, Dinas Pertanian Kabupaten Gunung Kidul, PT. DNA Lombok Timur, PT. Bank BRI Cabang Wonosari serta pihak terkait lainya.

Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan, Kementan, Gatut Sumbogodjati mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan gerak cepat terkait tindak lanjut dari MOU Kerjasama antara Direktur Jenderal Tanaman Pangan dengan Perkumpulan Produsen Pemurni Jagung Indonesia (P3JI) yang telah ditandangani di Bandung minggu lalu terkait pemenuhan bahan baku jagung rendah aflatoxin untuk kebutuhan industri pati jagung, sweetener, dan bihun jagung.

"Kebutuhan jagung rendah aflatoxin ini lebih dari 1 juta ton setiap tahun. Namun tantangannya pemenuhan jagung tersebut harus dengan persyaratan mutu," ujar Gatut di Gunung Kidul, Kamis (19/11/2020).

Gatut menambahkan dukungan terhadap pengembangan jagung rendah aflatoxin sangat besar dari sisi investor sudah ada yang akan menyediakan sarana produksi, pascapanen dan pengolahan serta pasar (hasil petani sudah terjamin).

"Dari sisi permodalan petani dapat mengakses KUR dari Bank BRI, dari sisi pasar telah terjamin dari pihak industry besar yang siap menampung," terangnya.

Gatut menjelaskan mekanisme kerjasama yang rencananya dilakukan adalah pihak investor dan Gapoktan Jagung di wilayah Kecamatan Semanu telah sepakat untuk melakukan kemitraan produksi. Selain itu pendampingan proses produksi hingga pascapanen dan pengolahan hingga pasar.

“Mudah - mudahan melalui Kerjasama yang saling menguntungkan ini dapat berkesinambungan dan meningkatkan pendapatan petani - petani jagung khususnya di Gunung Kidul," tandasnya.

Pengembangan jagung rendah aflatoxin telah berhasil diterapkan di Kabupaten Lombok Timur. Kegiatan ini dipelopori PT. DNA. Direktur PT DNA, Dean Novel menyatakan rencananya pengembangan jagung rendah aflatoxin akan mereplikasi apa yang telah diterapkan di Kabupaten Lombok Timur dengan menyesuaikan terhadap iklim dan keadaan lahan Kabupaten Gunung Kidul.

“Secara topografi dan sifat lahan hampir sama dengan di Lombok Timur, namun saya tidak akan menerapkan cara yang sama di Lombok Timur tetapi saya akan menggunakan versi Gunung Kidul di karenakan perbedaan sosial budaya, kunci utama dalam menghasilkan jagung rendah aflatoxin adalah kedispilinan dari petani” terang Dean Novel.

Terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi menyebutkan kebutuhan jagung rendah aflatoxin ini lebih dari 1 juta ton setiap tahun. Tentunya kondisi Indonesia yang saat ini sudah mampu memproduksi lebih dari 24 juta ton jagung setiap tahun harusnya dengan mudah mampu memenuhi kebutuhan tersebut," terangnya.

"Sesuai arahan Mentan Syahrul Yasin Limpo bahwa saat ini kita tidak hanya bertumpu pada kuantitas saja tapi juga kualitas yang baik, dengan adanya komitmen penyediaan jagung rendah aflatoxin ini saya yakin kita sebenarnya mampu memenuhinya dari dalam negeri sendiri," kata Suwandi.

Komentar

Berita Lainnya

Economy 23/04/2024 10:27 WIB

President Jokowi Reaffirms Commitment to Farmers’ Welfare

President Joko “Jokowi” Widodo on Monday (04/22) inspected corn harvest in Boalemo regency, Gorontalo province. “Our corn import has decreased significantly from 3.5 million tonnes to 400,000-450,000…

National 21/02/2024 08:42 WIB

Gov’t to Continue Disbursing Rice Assistance

President Joko “Jokowi” Widodo has ensured that the Government will continue rolling out the rice assistance program for low-income families. The President made the statement when handing over rice…

Economy 21/02/2024 08:38 WIB

Bapanas Head Ensures Availability of Rice Stock Ahead of Ramadan

The National Food Agency (Bapanas) has ensured the availability of rice for the fasting month of Ramadan and Eid al-Fitr 1445 Hijri/2024 CE.

Sport 21/02/2024 08:20 WIB

Receives Chairman of Jababeka (KIJA), Menpora Dito Ready to Support the Development of Sports SEZs

Chairman of PT Jababeka Tbk (KIJA), Setyono Djuandi Darmono met the Minister of Youth and Sports of the Republic of Indonesia (Menpora RI) Dito Ariotedjo at the Kemenpora RI Office, Senayan, Jakarta,…

World 19/02/2024 17:38 WIB

The Indonesian Embassy in Cairo Receives Aid for Palestine

Cairo, Egypt - The Indonesian Embassy in Cairo welcomes the Radjiman Wedyodiningrat Warship (RJW-992) which arrived at the Al Arish Port, North Sinai Province of Egypt at 8.00 A.M. Cairo local time (13/02).…