Minggu, 17 November 2024|Jakarta, Indonesia

Bukan Sekadar Akses Pengetahuan, Tapi Ini Pesan Menarik Soal Manfaat Perpustakaan yang Patut Dicatat

Kormen Barus

Jumat, 06 November 2020 - 11:16 WIB

Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan, Perpusnas RI, Deni Kurniadi: Perpusnas Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat Saat Pandemi COVID-19 Melalui Perpustakaan
Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan, Perpusnas RI, Deni Kurniadi: Perpusnas Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat Saat Pandemi COVID-19 Melalui Perpustakaan
A A A

Thepresidentpost.id - Jakarta - Di masa pandemi covid - 19 ini, perpustakaan telah bertransformasi berbasis inklusi sosial agar masyarakat memperoleh akses pengetahuan baik secara onsite maupun secara online melalui layanan internet. Hal ini guna mendorong inovasi dan kreativitas.

Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan, Perpusnas RI, Deni Kurniadi mengatakan perpustakaan menjadi tempat berlatih ketrampilan dalam menumbuhkan kecakapan dan ketrampilan kerja agar bisa memenuhi kebutuhan terhadap pengetahuan maupun kesejahteraan masyarakat. 

“Perpustakaan bisa digunakan sebagai tempat kelas pembelajaran bagi semua lapisan masyarakat (pelajar, mahasiswa, para pekerja dan lainnya), sehingga mengembangkan ketrampilan berbasis potensi lokal agar masyarakat mampu memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya,” ujar dia dalam webinar Ngobrol Bareng Perpusnas dengan LKBN Antara: Peran Perpustakaan Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat di Saat Pandemi, Jumat (6/11/2020).

Menurutnya, masyarakat bisa memanfaatkan perpustakaan untuk mengembangkan kemampuan berwirausaha, termasuk menciptakan peluang kerja sehingga bisa meningkatkan pendapatan keluarga.

Diharapkan Indonesia berpenghasilan menengah tinggi yang sejahtera, adil dan berkesinambungan. Melalui pengembangan layanan literasi berbasis inklusi sosial diharap meningkatkan kemampuan literasi masyarakat agar kualitas hidup menjadi lebih baik.

“Jadi literasi memiliki kontribusi yang positif dalam rangka membantu menumbuhkan kreativitas, inovasi meningkatkan ketrampilan dan kecakapan sosial yang sangat dibutuhkan pada era revolusi industri 4.0 saat ini,” jelasnya.

Ia berharap dengan adanya transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial menjadi wadah menemukan solusi dari permasalahan kehidupan dan memfasilitasi masyarakat untuk mengembangkan potensi yang dimiliki. Masyarakat yang terus meningkatkan ilmu pengetahuan, nantinya berimplikasi kepada kesejahteraan.

Pihak Perpusnas sudah melakukannya sejak tahun 2018 di 59 kabupaten dan 21 provinsi sebagai upaya untuk membangun literasi masyarakat baik di tingkat nasional, provinsi, kabupaten, sampai ke tingkat desa

Melalui penciptaan kewirausahaan sederhana dalam rangka memberikan keterampilan kepada masyarakat lewat strategi program transformasi dapat dimanfaatkan secara optimal. Alhasil, perpustakaaan menjadi ruang berbagi pengalaman, belajar kontekstual sekaligus berlatih ketrampilan.

Masyarakat yang berkegiatan di perpustakaan, lanjut Deni, mendapatkan pelatihan dan bimbingan diantaranya kewirausahaan termasuk didalamnya meningkatkan peluang kerja,  pendapatan melalui berbagai pelatihan dan sharing pengetahuan sehingga tercipta keluarga dan masyarakat yang sejahtera.

“Mari kita jadikan perpustakaan sebagai tempat untuk memacu kreativitas dan inovasi guna mengkapitalisasi budaya lokal. Mengembangkan ketrampilan berbasis potensi lokal agar  mampu memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga untuk meningkatkan kesejahteraan,” urai dia.

Ia mencontohkan pemberdayaan kaum wanita atau ibu - ibu dengan segala potensi yang dimiliki melalui pelatihan dan pendidikan ketrampilan. Mengenalkan teknologi dan memberikan pelatihan kepada para pemuda guna mengembangkan potensi diri secara optimal, sehingga dapat menjadi generasi yang berkualitas.

Sementara itu,  Ketua Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Syaiful Huda mengatakan terdapat empat hal objektif untuk literasi dan Perpusnas.

Objektif pertama adalah terkait dengan kondisi saat ini yang sedang darurat pendidikan kita termasuk bagaimana kesulitan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).

"Hingga hari ini, yang saya cek PJJ hanya dilaksanakan hanya 30 persen. Itu artinya hampir pasti literasinya akan berkurang.  Diperlukan keterlibatan banyak pihak. terutama gerakan literasi yang diinisasi bukan hanya oleh Perpusnas tapi seluruh elemen masyarakat,” kata Syaiful Huda.

Syaiful Huda meyakini Perpusnas sudah mengambil terobosan tinggal bagaimana prakasa inisiatif ke pelosok Indonesia.

Selama ini Komisi X DPR juga mendorong untuk menaikan anggaran Perpusnas supaya bisa meningkatkan program kerjanya lebih maksimal.

"Saya meyakini Perpusnas sudah merumuskan itu. walaupun terbatas anggarannya," tambah Syaiful Huda.

Kemudian yang kedua, adalah menyangkut soal terkait ranking PISA yang mana Indonesia masih menempati peringkat bawah.

"Kita masih sangat buncit untuk ranking PISA kita.  Salah satu elemen yang dibahas adalah literasi yang dibahas adalah aspek literasi. Inilah yang banyak anak yang membaca tapi tidak mengerti dibalik yang dibahas," jelas Syaiful.

Gerakan literasi harus menjadi arus utama dan menjadi kepedulian semua pihak. Pada ranah pemerintah, Perpusnas didorong untuk melakukan inisiatif, yang mana gerakan literasi menjadi kebutuhan penting untuk kemajuan indonesia pada masa depan.

Objektif ketiga, lanjut Syaiful Huda, adalah ketersediaan buku terutama di daerah terpencil.

Syaiful Huda menambahkan pihaknya menyadari bahwa masyarakat Indonesia bukan tidak mau membaca tetapi permasalahannya adalah akses bahan bacaan yang terbatas.

"Ini yang harus kita dorong, bagaimana anak - anak bisa memegang buku. Ini kita dorong secepatnya, supaya akses literasi bisa sampai ke daerah.  Bagaimana sarana dan prasarana bisa diakses oleh anak didik."

Syaiful Huda mengapresiasi kerja sama Perpusnas dengan desa untuk mempercepat akses literasi.

Objektif keempat, DPR juga memiliki tanggung jawab moral dalam gerakan literasi.

Oleh karena itu, pihaknya mendorong agar anggota DPR yang mempunyai kelebihan rezeki menyisihkan untuk gerakan literasi tersebut.

Jumlah anggota parlemen di Tanah Air mencapai 18.000 orang, jika semuanya menjawab dengan hibah lima buku saja per bulan, maka target gerakan literasi dapat tercapai dengan mudah.

Komentar

Berita Lainnya

Business 23/04/2024 10:32 WIB

Govt to Form Task Force to Tackle Online Gambling

President Joko “Jokowi” Widodo chaired a limited meeting which discussed efforts taken to eradicate online gambling in Indonesia, Thursday (04/18), at Merdeka Palace, Jakarta. Minister for Communication…

Economy 23/04/2024 10:27 WIB

President Jokowi Reaffirms Commitment to Farmers’ Welfare

President Joko “Jokowi” Widodo on Monday (04/22) inspected corn harvest in Boalemo regency, Gorontalo province. “Our corn import has decreased significantly from 3.5 million tonnes to 400,000-450,000…

Business 28/02/2024 13:01 WIB

Carsurin and NBRI Strengthen Strategic Alliance to Propel Indonesia’s EV Industry

PT Carsurin Tbk ("Carsurin") and the National Battery Research Institute ("NBRI") are pleased to announce the signing of a pivotal Strategic Alliance Agreement (SAA), marking a significant advancement…

Economy 21/02/2024 08:38 WIB

Bapanas Head Ensures Availability of Rice Stock Ahead of Ramadan

The National Food Agency (Bapanas) has ensured the availability of rice for the fasting month of Ramadan and Eid al-Fitr 1445 Hijri/2024 CE.

Sport 21/02/2024 08:20 WIB

Receives Chairman of Jababeka (KIJA), Menpora Dito Ready to Support the Development of Sports SEZs

Chairman of PT Jababeka Tbk (KIJA), Setyono Djuandi Darmono met the Minister of Youth and Sports of the Republic of Indonesia (Menpora RI) Dito Ariotedjo at the Kemenpora RI Office, Senayan, Jakarta,…