Gelar Diklat 3 in 1, Kemenperin Bakal Tekurkan Lebih dari 1.600 SDM Industri Kompeten
Thepresidentpost.id - Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus bergiat mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) kompeten bidang industri melalui berbagai program kerja. Salah satunya melalui Diklat 3 in 1 yang meliputi pelatihan, sertifikasi kompetensi, hingga penempatan kerja.
Program tersebut merupakan pelatihan berbasis kompetensi sebagai wujud nyata upaya mendorong lahirnya tenaga kerja kompeten sesuai kebutuhan industri.
"Untuk mendorong pertumbuhan industri nasional, terdapat tiga pilar utama yang harus menjadi perhatian, yaitu investasi, teknologi, dan SDM. Dari ketiga komponen tersebut, potensi besar bagi Indonesia adalah ketersediaan SDM yang kompeten," kata Sekretaris Jenderal Kemenperin, Achmad Sigit Dwiwahjono, kemarin.
Sekjen Kemenperin menuturkan, program Diklat 3 in 1 juga diharapkan menjadi salah satu solusi pada saat pandemi, yang mana pertumbuhan ekonomi nasional sedang melambat akibat hantaman pandemi Covid - 19, sehingga turut berpengaruh pada serapan tenaga kerja bidang industri.
"Program Diklat 3 in 1 sekaligus merupakan upaya Kemenperin untuk berkontribusi menekan angka pengangguran," ujarnya.
Pada pelaksanaannya, para peserta Diklat 3 in 1 akan diberikan pembekalan keterampilan dasar, peningkatan keterampilan (up - skilling), serta pembaruan keterampilan (reskilling) yang didasarkan pada kebutuhan dunia industri saat ini.
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri Kemenperin sebelumnya menggelar pembukaan secara serentak Diklat 3 in 1 di tujuh Balai Diklat Industri (BDI) Kemenperin. Materi yang diberikan dalam diklat - diklat tersebut mencakup peningkatan kemampuan SDM yang dibutuhkan oleh berbagai sektor industri.
"Pembukaan Diklat 3 in 1 secara serentak ini merupakan ketiga kali di tahun ini," jelas Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin Eko S.A. Cahyanto.
Sebelumnya, diklat 3 in 1 serentak telah dilaksanakan pada 25 Agustus dan 10 September 2020 yang dilaksanakan oleh seluruh BDI di lingkungan Kemenperin.
Eko menambahkan, pelatihan dengan sistem 3 in 1 tersebut telah dirintis Kemenperin sejak 2016 dan telah menghasilkan ratusan ribu tenaga kerja yang terserap pada berbagai sektor industri manufaktur.
"Bahkan sejumlah, alumni Diklat 3 in 1 saat ini ada yang bekerja pada industri manufaktur di Jepang, ada juga turut andil dalam membangun sekaligus membesarkan industri kecil dan menengah," tuturnya.
Kepala BPSDMI menyampaikan, Diklat 3 in 1 gelombang ketiga diikuti oleh total 1.602 orang peserta dengan berbagai jenis pelatihan, antara lain 190 peserta di BDI Medan untuk pelatihan operator mesin dan peralatan produksi pabrik kelapa sawit, operator produksi olahan makanan, serta keamanan pangan.
Kemudian, sebanyak 130 orang mengikuti pelatihan pembuatan hiasan busana dengan mesin bordir manual dan pembuatan hiasan busana dengan alat jahit tangan di BDI Padang. Sementara itu, BDI Jakarta melatih 250 orang untuk menjadi operator garmen dan batik.
Selanjutnya, BDI Yogyakarta menggelar diklat jahit upper alas kaki dan assembling alas kaki untuk 444 peserta. Adapun di BDI Surabaya, 251 orang mengikuti pelatihan operator, supervisor, dan quality control garmen serta fiber optik. Lalu, BDI Denpasar melatih 117 orang dengan materi animasi, sedangkan Makassar memberikan pelatihan desain kemasan produk pangan dan aneka olahan berbasis rumput laut bagi 220 peserta.
"Pelatihan dengan metode 3 in 1 diharapkan bisa memberikan bekal pengetahuan, keterampilan serta sikap kerja calon tenaga kerja yang akan bekerja, sekaligus menyiapkan tenaga kompeten serta memiliki daya saing," pungkas Eko.
Baca Juga
- Govt offers incentives for investors to build EV factories: Industry Minister
- 131,600 Households Enjoy Easy Access to Free Electrical Installation in 2023
- Indonesian Language Goes Global Through Workshop in Japan
- President Jokowi: Higher Education Plays Crucial Role in Producing Outstanding Human Resources
- Gradiant’s H+E Wins Contract in Germany to Build Water Treatment Facility for One of the Largest Semiconductor Fabs
Komentar