Minggu, 17 November 2024|Jakarta, Indonesia

Ngeri...Petani, Industri dan Negara Bakal Rugi Segunung Gara-gara Rencana Ini!

Ridwan

Jumat, 23 Oktober 2020 - 14:15 WIB

Ilustrasi buruh linting rokok
Ilustrasi buruh linting rokok
A A A

Thepresidentpost.id - Jakarta - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Enny Sri Hartati mengatakan, rencana kenaikan cukai hasil tembakau (CHT) sebesar 17% jelas tidak memiliki argumentasi yang kuat, dan melanggar formula kenaikan harga komoditas. Di mana, rumus kenaikan harga komoditas yakni menambahkan pertumbuhan ekonomi dan inflasi.

Menurut Enny, ketidaksesuaian terjadi karena rencana kenaikan tarif CHT muncul di tengah deflasi dan negatifnya pertumbuhan ekonomi. 

"Secara formulasi dan reasoning itu tidak ada argumentasi untuk dinaikkan cukainya," ujar Enny kepada wartawan di Jakarta (23/10/2020).

Lebih lanjut, Enny menjelaskan bahwa secara historis, biasanya kenaikan tarif cukai memang terjadi tiap tahun. Namun, kenaikan tersebut terjadi saat situasi ekonomi normal. Sementara, saat ini pandemi Covid - 19 menurunkan daya beli sekaligus pendapatan masyarakat.

Sekedar informasi, tersiar kabar bahwa pemerintah bakal mengerek naik CHT antara 17% hingga 19%. Kontan saja, rencana ini mendapat penolakan dari berbagai asosiasi di industri rokok.

Enny menilai, rencana kenaikan tarif cukai tahun ini akan berimplikasi besar pada kerugian banyak pihak, baik konsumen, petani, industri, dan negara secara ekonomi maupun kesehatan. 

Pemerintah justru akan kehilangan aspek kemanfaatan dari kenaikan cukai itu sendiri. Pertama, konsekuensi nyata dari kenaikan tarif cukai adalah potensi gempuran rokok ilegal. 

Menurutnya, kenaikan tarif CHT secara tidak langsung memberikan ruang bagi rokok ilegal. Sebab, pemerintah berencana menaikkan tarif CHT di tengah kondisi daya beli masyarakat yang lemah.

"Insentif untuk rokok ilegal jadi tinggi (kalau cukai dinaikkan). Karena biaya rokok itu 78 persen untuk regulasi, masuknya ke penerimaan negara. Rokok ilegal kan nggak bayar itu, maka akan sangat murah sekali harganya. Sesederhana itu," imbuhnya.

Kedua, lanjut Enny, kenaikan cukai akan mengganggu keberlangsungan ekosistem industri hasil tembakau (IHT). Dalam hal ini, bukan hanya industri rokok yang dirugikan, tetapi dari hulu ke hilir, mulai dari petani tembakau sampai konsumen akhir. 

"Yang jelas, kalau cukainya naik, harga tembakau petani akan makin ditekan, petani kita nggak punya bargaining power," tuturnya.

Ketiga, efektivitas cukai sebagai instrumen pengendalian konsumsi rokok juga tidak akan optimal. Hal itu dikarenakan cukai yang tinggi membuka peluang untuk masuknya rokok ilegal. Artinya, konsumsi tetap tinggi sementara potensi penerimaan negara hilang.

"Saya setuju pengendalian tembakau harus ada, tapi kenaikan cukai itu bukan satu - satunya instrumen," tambahnya.

Lebih jauh Enny juga menegaskan bahwa segmen Sigaret Kretek Tangan (SKT) tetap harus dilindungi. Tidak hanya karena SKT menyerap banyak tenaga kerja, namun juga karena permintaan pasar juga mulai bergeser ke Sigaret Putih Mesin (SPM) dan Sigaret Kretek Mesin (SKM). 

"Sehingga, kalau SKM dan SPM dinaikkan dan SKT nggak, itu ada bagusnya juga untuk mencegah migrasi semua ke mesin," ucapnya.

Terakhir, Enny meminta agar pemerintah mau mengkaji ulang rencana kenaikan tarif CHT dari berbagai perspektif. Seperti kondisi perekonomian, keberlangsungan industri, penyerapan tenaga kerja, dan kesejahteraan petani.

Komentar

Berita Lainnya

Business 23/04/2024 10:32 WIB

Govt to Form Task Force to Tackle Online Gambling

President Joko “Jokowi” Widodo chaired a limited meeting which discussed efforts taken to eradicate online gambling in Indonesia, Thursday (04/18), at Merdeka Palace, Jakarta. Minister for Communication…

Economy 23/04/2024 10:27 WIB

President Jokowi Reaffirms Commitment to Farmers’ Welfare

President Joko “Jokowi” Widodo on Monday (04/22) inspected corn harvest in Boalemo regency, Gorontalo province. “Our corn import has decreased significantly from 3.5 million tonnes to 400,000-450,000…

Business 28/02/2024 13:01 WIB

Carsurin and NBRI Strengthen Strategic Alliance to Propel Indonesia’s EV Industry

PT Carsurin Tbk ("Carsurin") and the National Battery Research Institute ("NBRI") are pleased to announce the signing of a pivotal Strategic Alliance Agreement (SAA), marking a significant advancement…

National 21/02/2024 08:42 WIB

Gov’t to Continue Disbursing Rice Assistance

President Joko “Jokowi” Widodo has ensured that the Government will continue rolling out the rice assistance program for low-income families. The President made the statement when handing over rice…

Economy 21/02/2024 08:38 WIB

Bapanas Head Ensures Availability of Rice Stock Ahead of Ramadan

The National Food Agency (Bapanas) has ensured the availability of rice for the fasting month of Ramadan and Eid al-Fitr 1445 Hijri/2024 CE.